Merayakan Hari Kathina, Keluarga Buddhayana Indonesia menggelar pengobatan gratis. Kegiatan yang dipusatkan di Vihara Avalokitesvara, kemarin pagi (5/11) dipenuhi ratusan warga.
-----------------
IBU Inah tampak berjalan pelan menuju deretan kursi yang disiapkan panitia. Sambil menunggu giliran dipanggil, Ibu dua anak ini sesekali mengurut kaki kirinya. Berjarak tiga meter dari tempat duduknya, empat bilik berukuran satu kali dua meter dipenuhi orang. Di dalam bilik ada wanita setengah tua, lelaki muda, dan ibu bersama anaknya. Mereka terlihat serius mendengarkan penjelasan dokter di depannya.
Setelah selesai sambil membawa secarik kertas, mereka menuju meja yang dijaga dua orang perempuan. Di atas meja terlihat berbagai jenis obat-obatan. ”Ibu tunggu didepan ya nanti dipanggil," ucap perempuan muda sambil mengambil secarik kertas yang disodorkan.
Saat giliran Ibu Inah dipanggil, dokter muda berparas cantik menyambutnya dengan senyuman. ”Ibu sakit apa," tanya si dokter. Obrolan singkat pun terjalin antara Ibu Inah dan dokter cantik tersebut. Ibu Inah terlihat aktif bertanya mengenai keluhan sakit yang dideritanya.
”Kaki kiri saya sudah semingguan sakit. Apalagi kalau pagi hari," ucap Ibu Inah ditemui di sela-sela menunggu obat yang masih siapkan panitia. Berstatus janda dan hanya bekerja serabutan berobat ke dokter hal yang sulit dilakukan Ibu Inah. Uang hasil keringatnya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari- hari bersama kedua anaknya yang masih duduk di bangku SMP dan SD. ”Saya dikasih Pak RT kartu berobat gratis, makanya saya ke sini," kata Ibu Inah.
Ibu Inah bersama ratusan warga lainnya merasa sangat terbantu dan memanfaatkan maksimal pengobatan gratis yang digelar Keluarga Budhayana Indonesia. Sejak pagi warga terus berdatangan memenuhi tenda yang disiapkan panitia di halaman belakang Vihara Avalokitesvara Sampit. Umumnya mereka adalah kaum dewasa namun ada juga ibu-ibu yang membawa anaknya.
Panitia kegiatan Bambang Siswanto mengaku pengobatan gratis ini dilaksanakan untuk merayakan Hari Kathina. Pengobatan gratis dipilih karena memiliki manfaat besar. Apalagi di tengah kondisi ekonomi yang sulit tidak semua orang bisa menjangkau berobat ke dokter. ”Atas pertimbangan itu dan lebih kepada berbagi dengan sesama kami memilih pengobatan gratis," ucap Bambang.
Sebanyak 150 kartu berobat gratis pun disebar, tidak hanya diperuntukkan bagi warga di sekitar vihara tapi juga warga lainnya. Panitia juga melibatkan ketua RT untuk membagikan kartu berobat gratis.
”Mereka yang tidak memiliki kartu tapi ingin berobat tetap kita layani. Hanya saja untuk pelayanan berobat kita batasi sampai jam 12 siang. Sampai jam 11 siang peminatnya sangat banyak," jelas Bambang.
Untuk menjalankam pengobatan gratis, panitia mendatangkan lima orang dokter terdiri dari tiga dokter spesialis dan dokter umum. ”Sebenarnya kita mau lebih banyak warga yang dilayani, tapi karena waktu dokter juga terbatas makanya kita batasi sampai jam 12 siang," ucap Bambang. (ton/dwi)