SAMPIT – Razia gabungan antara polisi, TNI, dan Dinas Perhubungan Kotim dalam Operasi Zebra Telabang tahun 2017 membuat sebagian besar pengendara khawatir terjaring. Sebagian besar berupaya menghindari razia. Bahkan, beberapa di antaranya turun dan mendorong sepeda motor seolah-olah mogok untuk mengelabui petugas.
Kondisi demikian terpantau saat petugas melakukan razia di Jalan A Yani, perempatan swalayan Kusuka, Selasa (7/11). Rata-rata pengendara memilih berputar arah agak tak dirazia, sementara pengendara yang pura-pura motornya mogok untuk mengelabui petugas, mengambil gang lain, kemudian berputar arah.
Meski demikian, petugas berhasil menjaring puluhan pengendara yang tidak melengkapi kendaraannya dengan spion dan tidak menggunakan helm. Saat ditunjukkan kesalahannya dan diberi surat tilang, mereka tak bisa berkutik.
”Saya harap, dalam minggu kedua pelaksaan Razia Zebra Telabang nanti, masyarakat khususnya pengguna jalan memiliki kesadaran tertib berlalu lintas. Selama ini, para pengendara motor kurang sadar pentingnya spion dan kelengkapan kendaraan. Padahal, hal itu dapat mencegah terjadinya kecelakaan,” kata Kasat Lantas Polres Kotim, AKP Boni Ariefianto.
Boni menuturkan, dalam sepekan pihaknya telah menjaring sebanyak 552 pelanggar. Pelanggaran didominasi pengendara kendaraan roda dua yang belum memperhatikan keselamatan berlalu lintas dengan tidak memasang spion. Penilangan dilakukan di beberapa titik lokasi dengan menyasar pengguna jalan yang tidak mematuhi rambu lalu lintas.
”Jadi, 552 pelanggar tersebut hanya berada di wilayah Kota Sampit saja. Kami melakukan operasi di beberapa titik ruas jalan dalam dan keluar Kota Sampit yang saat ini adalah minggu pertama Operasi Zebra Telabang 2017. Rencananya, akan kami lakukan selama dua minggu,” ujarnya.
Selain itu, lanjut Boni, sebanyak 73 blanko teguran juga sudah dikeluarkan terhadap pengendara motor yang melanggar lalu lintas. Pihaknya berharap, dengan adanya kegiatan tersebut, masyarakat lebih sadar menaati aturan dan hukum dalam berkendara.
Selain roda dua, polisi juga menindak pengendara mobil yang tidak menggunakan sabuk keselamatan. Menurut Boni, masih banyak masyarakat yang mengabaikan sistem keselamatan di jalan raya. Padahal, gunanya sabuk tersebut untuk menahan tubuh pengendara agar tidak terpental apabila terjadi benturan akibat kecelakaan.
Di sisi lain, dalam sepekan kegiatan tersebut, sudah tiga kasus kecelakaan terjadi. Di Salah satu korbannya tewas dan dua lainnya luka-luka. Meski demikian, Boni memastikan, angka kasus kecelakaan tahun ini lebih sedikit dibandingkan tahun 2016. Pihaknya akan melakukan monitoring terhadap pelanggaran dan penyebabnya untuk mengurangi jumlah kecelakaan di wilayah Kotim. (ron/ign)