NANGA BULIK – Selama musim penghujan, perkembangna nyamuk sangat cepat. Penyakit chikungunya banyak menyerang masyarakat Lamandau.
“Musim hujan, penyakit yang patur diwaspadai adalah diare, deman berdarah dan chikungunya. Tapi saat ini terjadi peningkatan pasien penderita chikungunya,” ujar Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Lamandau, dr Jozeb Hf Rumouw, Rabu (2/12).
Sedangkan untuk pasien demam berdarah menurut Jozeb belum terlihat peningkatan yang signifikan. Menurutnya kasus chikungunya segajalanya memang mirip dengan demam berdarah.
“Membedakan demam berdarah dan chikungunya harus melalui tes darah. Gelajanya memang mirip yakni demam, panas tinggi, nyeri di persendian tulang sehingga chikungunya sering disebut flu tulang," jelasnya.
Menurutnya beberapa waktu lalu sudah pernah dilakukan penelitian, bahwa di wilayah Lamandau nyamuk demam berdarah kurang potensial.
Justru nyamuk pembawa virus chikungunya yang lebih potensial seperti di daerah Kujan, Nanga Bulik dan Sematu Jaya.
“Kalaupun ditemukan demam berdarah, biasanya kasus itu dibawa dari luar daerah. Data pasien terhitung Juli hingga September 2015, untuk chikungunya sebanyak 31 kasus dan
demam berdarah 2 kasus,” bebernya.
Mengingat tingginya kasus chikungunya, Jozep mengimbau kepada masyarakat untuk menghindari gigitan nyamuk dan membasmi tempat perkembangbiakan nyamuk.
Salah satunya dengan menaburkan bibit abate yang bisa didapatkan secara gratis di puskesmas.
"Apabila ada orang yang menjual abate keliling, itu bukan dari dinas kesehatan, kami juga tidak bisa melarang karena abate juga ada dijual bebas," tegasnya. (mex/fm)