SAMPIT— Ketua Komisi II DPRD Kotim Rudianur mengungkapkan bahwa 88 buah rumah yang rencananya akan ditempati untuk relokasi warga di sekitar Desa Ujung Pandaran Kecamatan, Teluk Sampit tidak sesuai dengan harapan.
”Relokasi itu banyak yang rusak, pintu, jendela, wc sudah tidak layak digunakan ini artinya sudah tidak sesuai harapan, sedangkan rumah itu dinilai dengan harga Rp150 juta,” kata Rudianur, dalam forum rapat dengar pendapat (RDP) soal relokasi nelayan di Desa Ujung Pandaran, Kamis (4/1).
Rudianur menyatakan, rusaknya rumah itu karena kualitas pekerjaan yang buruk. Begitu juga dengan pegawai dari dinas terkait seakan tahu fakta lapangan saat ini seperti apa. Padahal tidak pernah melakukan cek kondisi lapangan dengan riil.
”Mereka mau menyuruh pindah secepatnya tapi tidak tahu bagaimana kondisi rumah yang akan ditempati itu seperti apa. Disperkim jangan hanya duduk di atas meja saja pengerjaannya lihat dong kondisi lapangannya seperti apa,” tegas Rudianur.
Seperti diketahui diketahui, sejumlah warga Desa Ujung Pandaran enggan menempati rumah yang dijadikan tempat relokasi. Hingga saat ini hanya ada sekitar 24 warga yang bersedia menempati dari total 88 rumah yang dibangun. Hal itu terjadi lantaran warga merasa relokasi itu tidak sesuai dengan harapan. Rumah yang disediakan selain terlalu kecil, sebagian juga sudah mengalami kerusakan. Sehingga mereka lebih memilih tinggal di rumah mereka yang terkena abrasi di bibir Pantai Desa Ujung Pandaran.(ang/oes)