PANGKALAN BUN – Upaya pencarian Rusli (65), warga Kelurahan Mendawai Seberang yang hilang di kebunnya sendiri di jalan Jendral Sudirman, Gang Sintang Sejahtera, Kelurahan Mendawai, Kecamatan Arut Selatan, terus dilakukan. Hingga Sabtu (3/2) kemarin, pencarian sudah memasuki hari ke 17.
Pencarian Rusli yang hilang misterius ini melibatkan dua anjing pelacak K9 dari Dit Sabhara Polda Kalimantan Tengah (Kalteng) serta personel Polres Kobar yang dipimpin oleh Kapolsek Arsel, AKP Zanuar Cahyo Wibowo bersama personel Dit Sabhara Polda Kalteng.
Selain itu Tim SAR gabungan juga fokus pencarian menyisir pada titik terakhir M Rusli dilihat oleh sejumlah saksi mata, pada area perkebunan sawit yang tidak terawat. Serta fokus kepada titik sumber bau busuk yang tak jauh dari pinggir sungai.
Salah satu saksi Surjana mengatakan, ia sempat melihat M Rusli berada di atas dataran kawasan tempat pembuatan arang. Menurutnya, ciri korban yang terlihat terakhir menggunakan topi, membawa parang, dan memikul karung yang berisikan rebung.
”Korban sempat nanya ke saya mau cari pondoknya, lalu saya jawab pondoknya di mana? Korban hanya terdiam dan pergi meninggalkan saya begitu saja,” ucapnya, Sabtu (3/2) kepada Radar Pangkalan Bun.
Kapolsek Arsel AKP Zanuar Cahyo Wibowo menuturkan, pihaknya melakukan fokus pencarian mulai dari pagi hari pada titik berdasarkan keterangan dari saksi, serta penciuman anjing pelacak yang sebelumnya telah diberikan bau pakaian bekas korban.
”Kita lakukan pencarian menyesuaikan kronologi cerita dan keterangan beberapa saksi,” terangnya.
Zanuar meneruskan, anjing pelacak yang melakukan pencarian bau korban sempat beberapa kali terhenti pada kawasan bekas tebangan pohon lapuk. Berulang kali tim memutar pada bekas tebangan pohon tersebut, namun setelah tumpukan rumput dan potongan kayu, tim tidak menemukan apapun.
”Dugaan sementara lokasi itu jadi tempat istirahat korban sebelum menghilang, karena K9 terhenti di titik itu,” tambahnya.
Menurut Zanuar, saat ini anjing pelacak kesulitan mengendus lokasi pencarian, lantaran kondisi di lapangan sudah rusak akibat dari pencarian sebelumnya dan jangka pencarian yang cukup lama, serta lokasi sudah terkena hujan yang menghilangkan jejak bau korban.
”Faktor cuaca dan TKP harus utuh, karena pencarian menggunakan indera penciuman yang tajam dari anjing, kalau sudah diguyur hujan agak menyulitkan pencarian,” imbuhnya.
Sementara itu, Kasi Pencegahan, BPBD Kobar, Pahrul Laji menyampaikan, pihaknya terus stanby di lokasi pencarian korban. Pencarian korban akan dilanjutkan kembali hari ini dengan melibatkan anjing pelacak dari Polda Kalteng dengan fokus pencarian pada tempat pembuatan arang.
”Pencarian hari ini masih nihil, kami tetap terus berupaya melakukan pencarian, dengan menampung keterangan dari masyarakat jika ada informasi yang mencurigakan,” tandasnya. (jok/gus)