SAMPIT – Sebuah kapal bermuatan minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO), dilaporkan hilang kontak saat berlayar dari Sampit menuju Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Hingga kini kapal tersebut masih dalam pencarian.
Kapal dengan nama MT Namse Bangdzod yang berisi 1 nahkoda dan 11 anak buah kapal (ABK) tersebut berlayar pada 27 Desember 2018 lalu. Seharusnya, kapal itu tiba di Pelabuhan Tanjung Priok pada 31 Desember.
”Satu hari saat berlayar, kapal sudah mulai hilang kontak,” kata Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Sampit Thomas Chandra melalui Kepala Seksi Keselamatan Berlayar Penjagaan dan Patroli, Baslan Damang kepadalawak media Radar Sampit, Minggu (6/1) malam kemarin.
Sejak hilang kontak, pencarian mulai dilakukan Ditjen KPLP, Basarnas, KSOP Sampit, dan KSOP Tanjung Priok. Tim tersebut menyisir laut mulai dari Muara Angke - area Labuh Jangkar Buoy Barat, Perairan Karawang - area Labuh Jangkar Buoy Timur, perairan Selat Bangka - Pulau Seribu, sampai Perairan Pantura.
”Posisi terkahir kapal itu berada di Perairan Ujung Karawang, dari arah Sampit menuju Pelabuhan Tanjung Priok," ujarnya.
Belum diketahui pasti penyebab hilangnya kapal MT Namse Bangdzod itu. Kapal tersebut dinakhodai M Asdar Wijaya. Sebelas ABK lainnya, yakni Yanuardin Mendrofa, Husni Mubarak, Andi Tasyriq, Satria Idam Sulistio, Bambang Mulyono, Agustinur Piter, A Asrun Suriansa, Dahar, Wardani, Ardiyanto, dan Dwi Wahyu Sabtono. (sir/ign)