MUARA TEWEH – Akhirnya oknum camat penyebar postingan berita hoaks berbau suku, agama, ras dan antargolongan (SARA) menyinggung Partai PDI Perjuangan memenuhi undangan dari Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kabupaten Barito Utara (Batara).
Oknum Camat yang diduga berinisial RY tersebut kepada Panwaslu, telah mengakui kalau memang ada membagikan berita hoaks tersebut ke dalam grup WhatsApp (WA).
“Oknum Camat ini Jumat (2/3) kemarin sekitar pukul 14.00 WIB telah datang memenuhi undangan kita. Berdasarkan pengakuannya memang ada mengirim postingan tersebut ke grup WA,” kata Ketua Panwaslu Kabupaten Batara, Kotdin Manik, saat dikonfirmasi wartawan di ruang kerjanya Sabtu (3/2).
Lalu apa sebenarnya motif RY membagikan postingan berita hoaks tersebut? Diungkapkan Manik, bahwa berdasarkan pengakuan camat tersebut kepada pihaknya, berita hoaks berbau SARA tersebut didapatkannya dari seseorang yang mengirimkan kepada dirinya. Lalu karena merasa penasaran, Camat mengirimkannya lagi ke grup WA.
“Jadi motif camat ini membagikan berita hoaks ini karena penasaran. Tidak ada berkaitan dengan masalah pilkada atau dukung mendukung, tapi karena hanya penasaran,” ucapnya seraya mengatakan, bahwa berdasarkan pengakuan camat pula dia juga tidak ada mengajak agar tidak memilih salah satu pasangan calon.
Dikatakannya, bahwa untuk tindak lanjut selanjutnya akan merapatkan hal ini ke Sentra Gakkumdu dalam waktu dekat ini (menyesuaikan waktu yang tepat).
“Nanti masalah ini kita diskusikan di Gakkumdu, sebab selain Panwas di dalam Sentra Gakkumdu ini ada kepolisian dan juga kejaksaan,” katanya.
Ia juga mengimbau, kepada pejabat atau ASN dan masyarakat, agar dapat berhati-hati dalam menyikapi masalah satu berita, baik menyangkut masalah pasangan calon maupun pilkada. Informasi sebelumnya, adanya oknum camat yang menyebar berita hoaks berhubungan dengan parpol PDI Perjuangan ini diketahui setelah Calon Bupati Batara nomor urut 2 (dua) membeberkan informasi tersebut kepada para wartawan. Taufik juga telah memenuhi undangan dari Panwaslu Kabupaten Batara untuk memberikan keterangan serta bukti berupa foto ke pihak Panwas Kabupaten.
“Masalah SARA ini berat. Selaku kader Partai PDI Perjuangan saya tidak terima,” tegas Taufik beberapa waktu lalu.(viv/vin)
