KUMAI – Jalan Yunus penghubung jalan Panglima Utar dan Padat Karya II, yang juga terdapat fasilitas umum seperti SDN 1 Sungai Kapitan dan TK Sit Cendikia, Desa Sungai Kapitan, Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) kini kembali memakan korban.
Jalan Yunus yang berlubang pada bagian tengah jalan karena terbentuk oleh aliran air secara alami telah membuat truk bermuatan material batu terbalik, Jumat (30/3) sore. Bahkan satu bulan yang lalu juga ada seorang guru yang juga terjatuh dari kendaraan lantaran melewati jalan yang berlubang tersebut.
Sebelumnya juga jalan tersebut telah ramai diperbincangkan di media sosial (medsos) agar mendapatkan perhatian dari instansi terkait.
Kepala Desa Sungai Kapitan, Mulkan menuturkan, bahwa rusaknya jalan tersebut memang sudah terjadi cukup lama sebelum ia menjabat tahun 2013. Sejak tahun 2014 telah diusulkan melalui Musrenbang tingkat kecamatan, namun tidak terealisasi.
“Dulu tahun 2014 kami sudah usulkan melalui Musrembang, terus disuruh buat proposal, sudah kami buat proposal juga tidak dihiraukan,” ujar Mulkan, Sabtu (31/3) kepada Radar Pangkalan Bun.
Pengusulan untuk membangun jalan yang layak dan drainase tersebut sejak zaman Bupati Ujang Iskandar dan juga Bambang Purwanto. “Alhamdulillah tidak terealisasi juga, sampai sekarang ini, sampai ada korban, itu kan sudah lama rusaknya. Nanti dibilang oleh masyarakat saya tidak berjuang, padahal hampir seluruh SOPD siapa yang tidak kenal dengan saya,” tandasnya.
Mulkan meneruskan, jalan berlubang pada bagian tengah jalan menjadi parit tersebut memang telah ramai di medsos. Sehingga menyudutkan dirinya segera memperhatikan dan memperbaiki jalan tersebut.
“Saya enggan merespons, apabila ditanggapi pasti ramai, saya sudah cukup lama berjuang mengajukan jalan tersebut untuk segera diperbaiki,” imbuhnya.
Menurutnya, instansi terkait tidak terlalu menghiraukan apa yang telah di usulkannya untuk memperbaiki jalan tersebut demi kepentingan masyarakat. Merasa tidak ditanggapi usulannya, ia berencana akan menggunakan anggaran dana desa untuk membangun jalan tersebut.
“Kira-kira habis Rp 300 juta, untuk jalan cor beton menggunakan rangka besi dan membangun drainase, rencana tahun ini jadi,” terangnya.
Mulkan menambahkan, pengukuran jalan oleh instansi terkait telah dilakukan pada hari Jumat (30/3) kemarin, berdasarkan informasi jalan tersebut baru akan dibangun oleh instansi terkait pada tahun 2019 mendatang.
“Jadi saya tidak mau, kami positif thinking saja mungkin PU anggarannya terbatas dan kedua setelah mengusulkan ke musrenbang disitu bukan dasar kepentingan saya seorang, melainkan kepentingan warga, fasilitas umum, disitu juga ada aset pemerintah, jadi saya inisiatif sendiri tahun 2018 ini dikerjakan menggunakan dana desa, karena di satu sisi saya sudah kecewa,” ujar kesal. (jok/fm)