PANGKALAN BUN - Puluhan pelajar ambruk saat upacara Hari Pendidikan Nasional di halaman kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kotawaringin Barat. Terik Matahari membuat peserta tak tahan berdiri lama-lama di ruang terbuka.
Tetesan peluh membasahi kerah dan bagian punggung seragam sekolah mereka. Wajah pucat dengan salah satu tangan memegangi bagian perut saat dipapah ke tenda darurat seolah menjadi penanda mereka tak mampu lagi bertahan.
Dari sekitar 30 peserta upacara yang harus dirawat di tenda darurat di samping tempat parkir kantor dinas itu didominasi pelajar SD, beberapa siswa SMP, satu pelajar Madrasah Aliyah dan satu guru berseragam batik merah.
“Kepanasan, dan tidak biasa terkena panas selama itu. Tadi juga belum sempat sarapan,” ungkap Laras, pelajar SD N 8 Madurejo.
Mereka rata-rata mengaku pusing, lemas hingga mual. Bahkan dari puluhan pelajar tersebut, ada yang harus dibantu pernafasannya dengan tabung oksigen yang telah disiapkan petugas kesehatan dari Puskesmas Kumpai Batu Atas yang berjaga di lokasi tersebut.
“Banyak yang mengaku tidak sarapan dan tidak biasa terkena sinar matahari terik dengan cukup lama,”ungkap Landra, salah satu petugas kesehatan di tenda tersebut.
Kuatnya sinar metahari pagi itu memang cukup menyengat. Dan bagi para pelajar SD, hal itu bukan sebagai alasan semata, pasalnya barisan mereka memang tepat menghadap ke arah timur dan mendapatkan sorot matahari penuh.
Selain itu, jadwal upacara yang sempat molor hingga 25 menit dari jadwal semula di pukul 7.30 WIB diduga turut menjadi salah satu penyebabnya. Padahal para pelajar sudah mulai bersiap dengan berbaris sejak pukul 06.45 WIB.
”Satu tadi yang harus pakai oksigen mengaku sedang datang bulan. Dia pelajar dari MAN, dan sepertinya ada indikasi riwayat sesak nafas,” ungkap petugas medis berseragam hijau itu. (sla/yit)