SAMPIT – Tujuh tokoh lintas agama di Kotawaringin Timur membacakan deklarasi damai di depan Bupati Kotawaringin Timur Supian Hadi, Rabu (16/5). Deklarasi ini sebagai wujud komitmen menjaga persatuan umat beragama  yang kini tengah diuji.

Tokoh agama Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu Kaharingan, Hindu, Budha dan Konghucu tampak khidmat membacakan teks deklarasi di hadapan ratusan aparatur sipil negara di halaman Kantor Pemkab Kotim. Mereka sepakat untuk saling menghormati sesama umat ciptaan Tuhan dan saudara sebangsa setanah air Indonesia.

 ”Harapannya ini bukan hanya sekadar seremonial. Ini harusnya kita terapkan dalam lingkungan beragama,” H Sugiono, perwakilan tokoh lintas agama. 

Ada tujuh poin penting dalam deklarasi damai itu. Pertama, masyarakat Kotawaringin Timur harus saling menghormati. Masyarakat Kotim harus menjaga keharmonisan, dengan tidak mencampurkan politik praktis di rumah ibadah maupun masyarakat. Menjunjung nilai kebersamaan dengan mengedepankan empati. Masyarakat Kotim dengan kebersamaan dan beragama mengembangkan dialog dan kerja sama kemanusiaan untuk kemajuan bangsa. Masyarakat Kotim harus memandang perbedaan agama dari sudut pandang sendiri dan tidak mencampuri urusan internal agama lain. Masyarakat Kotim juga harus menerima perbedaan dengan tidak mencampuri wilayah keyaninan dan praktik peribadatan agama lain. Terakhir, berkomitmen bahwa kerukunan antarumat beragama tidak menghalagi siar agama, dan penyiaran agama tidak menggangu kerukunan umat.

Deklarasi damai itu dilaksanakan dalam Apel Siaga Pemkab Kotawaringin Timur menyambut bulan suci Ramadan. Momentumnya dirasa tepat, apalagi kerukunan antarumat beragama di negeri ini sedang diuji.

 ”Alangkah indahnya keamanan di Kotim ini dijaga oleh seluruh elemen masyarakat,” kata Bupati Kotawaringin Timur.

Di akhir acara, tokoh lintas agama  menyempatkan diri berfoto bersama. Mereka ingin mengajak seluruh umat melihat kerukunan beragama itu ada dan harus dijaga di daerah itu. (oes/yit)