PANGKALAN BANTENG - Meski pasokan barang-barang yang masuk dalam sembilan bahan pokok (sembako) dikatakan cukup, namun tetap tidak menjamin mampu mencegah kenaikan harga.
Setelah beras, telur, daging ayam dan daging sapi mulai melejit. Kini ikan juga mulai mengikuti. Tidak hanya ikan tangkapan laut namun ikan air tawar seolah tidak ingin ketinggalan.
“Ikan Bawal dan Patin Rp 28 ribu perkilogram, Nila Rp 38 ribu, ikan Mas Rp 43 ribu perkilogram. Naik semua mas,” kata Sugeng, pedagang ikan di pasar Karang Mulya, Jumat (25/5).
Kenaikan ikan Bawal dan Patin paling rendah Rp 2 ribu perkilogram, sedangkan Nila dan Mas naik Rp 5 ribu perkilogram. Padahal tidak ada masalah pada pasokan. Bahkan menurutnya jumlah kiriman juga selalu sesuai pesanan.
“Pada satu minggu di awal puasa permintaan cukup tinggi, dan sekarang sudah mulai menurun,” katanya.
Menurutnya pola permintaan ikan dipasaran selama ramadan terbagi dalam tiga segmen. Untuk awal puasa permintaan selalu tinggi, menurun pada pertengahan dan akan menurun tajam justru saat menjelang hari raya.
“Karena sebagian besar warga mudik, sehingga konsumsi ikan menurun. Hanya permintaan warung-warung makan yang masih menolong penjualan,” terangnya.
Jumaiah, pedagang ikan lain mengakui hal serupa. Harga ikan dan sejenisnya memang selalu naik saat ramadan.
“Bandeng kini Rp 30 ribu, Kepiting Rp 70 ribu, Udang Rp 35 ribu,”katanya
Tidak adanya pemasok lokal dari Pangkalan Banteng, diduga menjadi salah satu pemicu tingginya harga. Pedagang tak kuasa menahan kenaikan harga dari pemasok yang berasal dari Kotawaringin Timur.
“Sebagian besar dari Sampit (kotim) kalau dari sana bilang naik, kita mau bilang apa. Karena pemasok lokal tidak ada, jadi namanya penjual tetap ingin untung. Dari pemasok naik, kami naikkan harga jualnya,” terangnya. (sla/fm)