PANGKALAN BUN – Kebutuhan terhadap daging ayam di Kabupaten Kotawaringin Barat selama Ramadan masih tergolong aman dan mencukupi. Pasalnya, ada sekitar 150 ribu ekor ayam potong per minggu yang tersedia untuk Kobar dan sekitarnya.
”Stok di Kobar mencapai 150 ribu ekor per minggu. Sangat cukup memenuhi kebutuhan Kobar. Bahkan, untuk daerah sekitar Kobar,” ujar M Rubiansyah, Kabid SDM Kelembagaan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kobar, Selasa (29/5).
Rubiansyah menuturkan, dengan stok yang sangat mencukupi, tentunya akan berdampak pada harga ayam di kandang, mulai dari Rp 24 – 26 ribu per kilogram. Untuk harga sudah menjadi ayam potong melalui produksi broker atau pedagang, bisa mencapai Rp 36.500.
”Keuntungan ideal sekitar 10 persen, maka diperoleh Rp 3.650. Jadi, harga Rp 39 ribu – 40 ribu sebenarnya masih stabil,” jelasnya.
Kendati demikian, tidak menutup kemungkinan harga juga dapat berubah. Biasanya naik cepat, turunnya lambat dan dimanfaatkan untuk mengambil keuntungan. Pedagang juga memiliki stok 4 – 5 hari untuk ternak yang mereka beli dengan harga tinggi.
”Setelah harga di kandang turun, biasanya perlu satu minggu untuk penyesuaian harga kembali,” katanya.
Sementara itu, berkaitan dengan kebutuhan telur ayam, masih bergantung dari pasokan luar, tetapi dari populasi semakin bertambah. Ayam petelur tahun lalu masih Rp 60 ribu, saat ini sudah mencapai Rp 120 ribu. Diperkirakan sebesar 20 persen sudah bisa produksi sendiri.
”Produksi kita empat ton per hari sekitar 20 persen kebutuhan per hari. Sebagai contoh, di Desa Batu Belaman populasi sekitar seribu ekor produksinya, sebagian untuk memenuhi kebutuhan warga setempat,” jelasnya.
Ke depan, pihaknya akan membuat kandang penyangga dilengkapi coldstorage formulasinya. Dengan begitu, pada hari-hari besar, harga daging ayam tidak akan naik drastis. (jok/ign)