SAMPIT – Penemuan mayat yang sudah membusuk di Desa Sebabi, Kecamatan Telawang, menggegerkan warga setempat. Pria yang diperkirakan berusia 45 tahun tersebut diketahui sebagai penambang puya. Jenazahnya yang ditemukan di tong sampah itu, penuh luka bacokan. Dua luka tebasan menganga lebar di bagian belakang hingga lehernya nyaris putus.
Belum diketahui identitas pria itu. Namun, dari informasi yang dihimpun, pada 31 Desember 2015, korban diminta menjaga warung yang menjual bahan kebutuhan pokok dengan upah Rp 100 ribu dan sebungkus rokok. Pemiliknya saat itu pergi berlibur ke Kota Sampit untuk merayakan malam pergantian tahun.
Sekitar pukul 20.00 WIB di malam tahun baru, informasinya, korban kumpul bersama teman-temannya sambil membakar jagung menanti detik-detik pergantian tahun. Tanpa diketahui sebabnya, pada Sabtu (2/1), sekitar pukul 15.30 WIB, korban ditemukan tewas oleh warga di dalam tong sampah di samping warung tersebut.
”Pemilik warung sempat diberitahu bahwa penjaga warung itu ditemukan meninggal. Katanya hanya dompet serta identitasnya yang hilang. Barang-barang di dalam warung itu masih utuh, tidak ada yang hilang,” kata salah seorang warga yang ikut mengantarkan jenazah korban ke Rumah Sakit dr Murjani Sampit.
Sejumlah luka di tubuh korban memperkuat dugaan pria itu tewas dibunuh. Luka itu terdapat di bagian kepala dan wajah hingga mencapai sekitar 17 sabetan senjata tajam serta sejumlah luka tusukan. Dari luka yang diderita korban, pelaku pembunuhan diperkirakan lebih dari satu orang.
Kasat Reskrim Polres Kotim AKP M Ali Akbar saat dihubungi Radar Sampit, Minggu (3/1), belum bisa memberikan banyak informasi. Dia mengatakan, kasus itu masih dalam penyelidikan pihaknya dengan mengumpulkan keterangan dari sejumlah saksi di sekitar lokasi kejadian. (mir/ign)
