PANGKALAN LADA-Aksi meresahkan yang dilakukan sejumlah remaja yang ingin jadi pembalap, namun tidak tersalur pada tempat yang tepat kembali ditindak oleh aparat kepolisian, pada Sabtu (2/6) malam. Aksi balap liar yang meresahkan pengguna jalan umum ini terjadi di wilayah Polsek Pangkalan Lada, tepatnya di jalan poros penghubung Desa Pandu Senjaya dan Desa Lada Mandala Jaya, Kecamatan Pangkalan Lada.
Dalam penertiban pembalap liar yang digelar kepolisian setempat, sedikitnya ada tujuh unit sepeda motor berbagai jenis dan lima remaja yang berhasil diamankan ke kantor polisi.
Informasi yang dihimpun, para pemilik bakat tak tersalur ini sering memanfaatkan jalan tersebut pada malam hari selepas salat Tarawih. Mereka rata-rata menggelar balap jenis drag race dengan dua orang starter untuk setiap race. Meski hanya untuk sekedar main-main, namun kelakuan mereka ini dinilai mengganggu dan membuat pengguna jalan was-was. Apalagi lokasi yang digunakan merupakan jalanan umum yang minim penerangan jalan.
"Ada warga yang lapor kalau jalan di Pandu Senjaya menuju Lada Mandala Jaya sering dibuat balapan liar. Langsung kita bubarkan. Tujuh motor dan lima remaja kita amankan," ujar Kapolsek Pangkalan Lada, Iptu Waris Waluyo.
Dan untuk memproses perbuatan meresahkan tersebut, pihak keluarga pembalap liar langsung dipanggil ke Mapolsek, untuk mendapatkan pembinaan.
" Keluarga kita panggil ke Mapolsek, sekaligus kita minta bawa surat-surat kendaraannya. Untuk kelengkapan kendaraan lain juga kita minta untuk dipasang kembali," tegas Waris.
Selain itu, pihaknya juga menggelar penertiban terhadap petasan di Desa Pangkalan Dewa. Selain menyasar kerumunan remaja yang bergerombol di kawasan simpang patung tani, aparat juga merazia para pedagang kembang api yang mangkal di sekitar kawasan tersebut."Semua kita cek, sementara hanya kembang api saja yang mereka jual. Petasan belum ditemukan," tambah Waris.
Menurutnya, razia dilakukan karena adanya laporan warga yang merasa terganggu dengan bunyi petasan. Bahkan ada warga yang penyakitnya kambuh gara-gara bunyi petasan, sehingga akhirnya dilakukan razia.
”Selain itu, kita sejak awal Ramadan memang telah berkomitmen agar Ramadan tahun ini bebas balapan liar dan bunyi petasan," tandas Waris Waluyo. (sla/gus)