PALANGKA RAYA - Warga Jalan Junjung Buih mendadak heboh dan gempar. Kehebohan terjadi setelah Slamet Hari, seorang pedagang keliling meninggal mendadak di dalam barak yang dihuninya, Minggu (24/6) sekitar pukul 01.30 WIB. Diduga kakek berumur 68 tahun itu menghembuskan nafas terakhirnya karena penyakit yang dideritanya.
Tidak ditemukan tanda kekerasan di tubuh almarhum. Namun kasus kematian Slamet tetap dalam pemeriksaan kepolisian. Berdasarkan pengakuan para tetangga, sebelum malaikat maut menjemput almarhum, Slamet sering kali mengeluh sakit sesak nafas dan takut mendadak mati.
Di Tempat Kejadian Perkara (TKP) ditemukan sejumlah obat-obatan berbagai merk. Berdasarkan keterangan saksi, almarhum juga sempat mengetuk pintu barak tetangganya dan meminta tolong untuk membelikan makanan karena badannya lemas dan lapar. Namun usai dibelikan makanan Slamet sudah tak bernyawa dan sudah menghadap yang maha kuasa.
Kapolres Palangka Raya AKBP Timbul RK Siregar melalui Kabag Ops Kompol Purwanto menyebutkan informasi penemuan mayat berawal dari masyarakat. Sesampainya di TKP, anggota langsung melakukan olah TKP dan mengambil keterangan sejumlah saksi. Berdasarkan pemeriksaan dugaan terbesar almarhum meninggal dunia karena sakit.
"Di TKP kita temukan sejumlah obat. Menurut keterangan saksi, korban meminta dibelikan nasi dengan maksud untuk meminum obat. Namun kita tetap bawa korban ke ruang jenazah RSUD dr Doris Sylvanus untuk dilakukan visum oleh dokter forensik," kata Purwanto.
Purwanto menerangkan berdasarkan keterangan sekitar pukul 01.00 WIB, korban mengetuk pintu kos tetangganya dan meminta tolong membelikan makanan. Almarhum ketika itu mengaku kalau badannya lemas dan lapar. Kemudian saksi pergi membeli makan dan ketika saksi datang untuk memberikan makanan, terlihat almarhum kejang-kejang. Kemudian, sudah tidak bisa diajak komunikasi. Merasa panik dan ingin berbuat, saksi mengoleskan minyak angin ke tubuh korban karena merasa badan korban dingin. Setelah beberapa saat saksi memeriksa denyut nadinya namun sudah tidak ada denyutnya lagi.
“Jadi almarhum memang sedang sakit, ketika itu tubuhnya sudah dingin, bola matanya terbalik dan nafasnya sudah tidak ada. Memang tiga hari ini ada korban sering batuk-batuk. Kesehariannya menurut jarang berkomunikasi, tiap pagi menjemput istrinya, istrinya diketahui berjualan sayur di pasar. Jadi tidak ada unsur pidana,” tegasnya.
Purwanto menambahkan korban sering mengeluh sakit sesak nafas kepada tetangganya dan takut mendadak mati. Ia pun hanya tinggal sendiri utuk berdagang, sementara istrinya tinggal di tempat lain.
“Korban hanya tinggal sendirian di kosan kurang lebih enam bulan. Sehari-hari berdasarkan pengakuan korban, ia menjemput istrinya. Intinya ini kemungkinan besar sakit,” pungkasnya.
Saksi mata, Mawardi mengatakan benar ada almarhum mengetuk pintu kosnya. Lalu meminta dibelikan makanan karena lemas dan lapar.
“Saya belikan, setelah saya datang, ia sudah kejang. Saat ditemukan korban tidak memakai baju dan celana,” pungkasnya.
Sementara itu Kepala Instalasi Kedokteran Forensik dan Medikolegal RSUD dr Doris Sylvanus Palangka Raya dr Ricka Brillianty menjelaskan usai dilakukan visum luar terhadap korban, pihaknya menyimpulkan bahwa korban meninggal akibat sakit yang dideritanya. Tidak ada juga ditemukan unsur kekerasan ditubuh almarhum.
"Tidak ada tanda-tandanya kekerasan. Hasil visum luar, kita menyimpulkan bahwa korban meninggal dunia secara mendadak akibat sakit yang diderita. Aplagi ditemukan obat-obatan disekitar TKP," pungkas dokter berjilbab ini. (daq/vin)