SAMPIT – Dinas Kesehatan Kabupaten Kotawaringin Timur terus berupaya menghilangkan kebiasaan buang air besar (BAB) di sungai. Namun, program tersebut belum sepenuhnya rampung. Masih terdapat beberapa rumah yang menggunakan jamban apung.
“Dinas kesehatan hanya sebatas memberikan saran bahwa BAB di sungai itu akan mencemari air sungai. Agar mengurangi pencemaran, kami sarankan untuk membuat jamban di darat,” ucap Kepala Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Olahraga dan Kerja Munawar Kholil, Kamis (5/7).
Program masyarakat tidak BAB di atas sungai sudah terealisasi dengan baik di wilayah perkotaan, meski belum 100 persen.
Munawar mencontohkan, jamban sehat di Kelurahan Pasir Putih sudah mencapai 98,61 persen, Kelurahan Sawahan 92,51 persen, Kelurahan Ketapang 91,65 persen, dan Desa Eka Bahurui 52,22 persen.
“Secara tegas bahwa dinas kesehatan kabupaten tidak punya program pembangunan fisik jamban sehat. Itu diserahkan kepada Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) maupun melalui CSR perusahaan. Kami hanya mengawasi dan mengajak masyarakat berpola hidup sehat,” katanya.
Di tempat terpisah, Lurah Ketapang Irpansyah mengungkapkan, Kelurahan Ketapang hanya ada beberapa rumah penduduk yang belum menggunakan jamban sehat. “Sekitar enam atau tujuh rumah saja yang masih menggunakan jamban di atas sungai,” ujarnya. (fin/yit)