SAMPIT – Untuk yang keempat kalinya bekantan ditemukan sedang menyeberangi Sungai Mentaya. Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) menduga makanan satwa berhidung panjang itu berkurang.
Dedy Irwansyah menemukan anak bekantan terengah-engah menyeberangi Sungai Mentaya, Rabu (1/8) pukul 18.20 WIB. pelajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 3 Sampit itu menyelamatkannya, lalu menyerahkan kepada Polsek Ketapang.
Kapolsek Ketapang AKP I Kadek Dwi Yoga langsung melaporkan temuan bekantan kepada BKSDA untuk dibawa atau dilepasliarkan kembali. Sebab, bekantan tersebut merupakan hewan satwa liar yang dilindungi dan tidak boleh disakiti.
”Bekantannya sudah kami serahkan kepada pihak BKSDA. Kejadian ini sangat jarang terjadi. Maka dari itu, kemungkinan bekantan itu hanya tersesat saja hingga sampai ke tepi Sungai Mentaya,” tutupnya.
Sementara itu Komandan Pos Jaga BKSDA Sampit Muriansyah menyatakan, sudah keempat kalinya ditemukan bekantan menyeberang Sungai Mentaya. Dia menduga bekantang meninggalkan habitatnya karena faktor makanan. Bisa juga karena diburu oleh manusia.
”Berani menyeberang karena ingin mencari lokasi sumber makanan yang baru,” ucap Muriansyah, Kamis (2/8).
Setelah mendapat kabar dari kepolisian, BKSDA langsung berangkat ke Polsek Ketapang dengan membawa dua anggota Manggala Agni serta kandang.
”Bekantan ditemukan di tepi Sungai Mentaya, dalam kondisi lemah dan diduga kuat menyeberang sungai dari Kecamatan Seranau. Saat mengantarkan ke polsek, Dedy sempat digigit bagian tangan kanan, namun tidak parah,” sambungnya.
Kemarin satwa tersebut sudah dilepasliarkan kembali ke habitatnya, yakni di hutan Seranau. ”Setelah mendapatkan izin dan arahan dari pimpinan, Kamis (2/8), bekantan di lepas di hutan Seranau. Untuk mengetahui pasti beberap kali satwa itu nekat menyeberangi sungai, kami akan observasi ke habitatnya. Terutama di daerah tepi sungai. Rencananya pada Sabtu (4/8) berangkat,” tutupnya. (mir/sir/yit)