SAMPIT— Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) sejak lama sudah menyediakan rumah tunggu kelahiran, yang jaraknya tidak jauh dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Murdjani Sampit. Fasilitas ini bisa membantu warga Kotim yang menunggu kelahiran. Bukan itu saja, seluruh biaya selama menunggu persalinan diberikan gratis oleh pemerintah.
Bupati Kotim Supian Hadi menjelaskan, rumah bersalin ini disediakan pemerintah untuk memberikan layanan kepada masyarakat. Sehingga selama menunggu persalinan mereka diberikan kemudahan untuk tempat tinggal, terutama bagi warga dari luar kota. Terlebih seluruh biaya persalinan dan akomodasi selama tinggal di rumah tunggu diberikan secara gratis.
“Semua fasilitas diberikan secara gratis, ditambah biaya konsumsi pasien dan pendamping selama tiga kali sehari juga diberikan gratis. Sehingga pasien dari luar kota tidak perlu khawatir,” ujarnya, Kamis (13/9).
Bagi masyarakat yang datang dari luar kota jika ingin melahirkan dan masih menunggu waktu maka diperbolehkan tinggal di rumah tunggu, yang jaraknya tidak jauh dari RSUD dr Murjani Sampit, yakni di Jalan Batu Berlian. Selain itu pasien yang menunggu juga terus dipantau oleh petugas, sehingga jika perlu penanganan dan pemeriksaan tidak jauh untuk menuju rumah sakit.
“Hanya berjarak sekitar 50 meter dari rumah sakit, sehingga jika perlu penaganan cepat tidak lama menuju rumah sakit. Hal ini tentunya dapat menekan angka kematian ibu dan anak saat ini di Kotim,” imbuh Supian Hadi.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kotim, Faisal Novendra Cahyanto menjelaskan saat ini rumah tunggu tersebut terdiri dari tiga kamar. Berdasarkan data dari tahun ke tahun tingkat pengunjung terus meningkat. Pada 2016 sebanyak 25 pengunjung, 2017 sebanyak 70 pengunjung, dan pada 2018 hingga September ini sebanyak 90 pengunjung.
“Jumlah ini terus meningkat dengan sudah banyaknya masyarakat yang mengetahui keberadaan rumah tunggu ini, sehingga pemanfaatannya lebih maksimal lagi untuk membantu masyarakat,” pungkasnya.
Ditambahkannya, pengunjung rumah tunggu bersaling itu rata-rata warga dari luar kota, yang kebanyakan menunggu waktu melahirkan melalui jalur operasi. (dc/gus)