SAMPIT – KepalaDinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) Ellena Rosie mengapresiasi antusiasme warga yang ingin mendapatkan pelayanan KB. Hal itu memperlihatkan tingginya kesadaran warga untuk mengikuti program pemerintah.
Ellena menyampaikan hal tersebut setelah melihat banyaknya warga yang mengikuti untuk pemasangan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP). Ada dua pelayanan kontrasepsi yang dilaksanakan, yakni dengan ayudi dan implan. Ditambah pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA).
”Pemeriksaan IVA ditujukan untuk mendeteksi dini terjadinya kanker rahim. Sebanyak 79 peserta yang hadir hari ini mendapatkan pelayanan,” katra Rosie, Selasa (23/10).
Selama ini, upaya sosialisasi terus dilakukan para kader di Kampung KB, sehingga lebih maksimal dan lebih banyak lagi masyarakat di desa yang ingin memasang MKJP, berpindah dari KB suntik dan pil.
Kepala Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KBKR), Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) Uwanfrid menjelaskan, Kalteng saat ini memiliki target pemasangan MKJP sekitar 6.000 orang. Namun, saat ini masih terealisasi sekitar seribu orang lebih di Kalteng.
”Kotim ini paling aktif. Hingga saat ini sudah ada sekitar 600 orang yang sudah beralih menggunakan MKJP,” jelas Uwanfrid, saat membuka kegiatan bakti sosial KB TNI di halaman Makodim 1015 Sampit.
Selama ini, kendala yang dialami, lanjutnya, masyarakat merasa malu dan takut, terutama untuk ayudi. Bahkan, ada mitos jika ayudi atau implan bisa berpindah tempatnya dari pemasangan awal, sehingga masyarakat takut dan tidak ingin menggunakan implan atau ayudi.
”Implan itu dipasang di bawah kulit dan masa waktunya selama tiga tahun. Mitos saja jika ada yang bilang bisa berpindah atau jalan implannya,” tandasnya. (dc/ign)