PANGKALAN BUN – Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) Kobar pastikan pelaksanaan Computer Assited Test (CAT) Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) akan berlangsung di Pangkalan Bun. Kepastian itu didapat setelah Badan Kepegawaian Negara (BKN) Wilayah Regional VIII Banjarbaru menyetujui usulan pelaksanaan CAT tersebut.
Kepala BKPP Kobar Aida Lailawati menuturkan bahwa untuk pelaksanaan tes itu pihaknya telah menyiapkan 55 unit komputer di ruang CAT BKPP Kobar. Puluhan unit computer yang masih tampak baru itu pernah digunakan saat penerimaan CPNS tahun 2014 lalu.
“Untuk memastikan semua berjalan dengan lancar, pihak BKN Banjarbaru akan melakukan pengecekan semua unit komputer yang digunakan untuk CAT dalam waktu dekat ini. Yang pasti kita siap dan harus ada pemeliharaan agar nanti saat pelaksanaan tidak ada kendala,” ujar Aida, Selasa (23/10).
Dengan jumlah pendaftar yang lolos verifikasi berkas administrasi mencapai 1.441 peserta, maka dengan 55 unit computer, dalam sehari akan digelar lima sesi CAT yang akan berlangsung mulai 26 Oktober - 17 November 2018.
“Paling tidak dengan jumlah yang lolos verifikasi tersebut bisa sampai 7 hari pelaksanaanya,” kata Aida.
Dari jumlah pelamar online sebanyak 1.479 orang terbagi menjadi 1.185 tenaga guru dan 312 tenaga kesehatan. Sedangkan untuk berkas fisik pendaftaran yang diterima melalui Kantor Pos untuk tenaga guru sekitar 1.170 dan tenaga kesehatan ada 308 berkas. Kemudian untuk berkas yang memenuhi syarat ada 1.441 orang yang terdiri dari tenaga guru 1.156 dan tenaga kesehatan 285.
“Hanya 20 berkas yang tidak terkirim dan kita tidak tahu penyebabnya, sedangkan yang tidak lolos verifikasi ada 57 peserta,” imbuhnya.
Puluhan peserta yang tidak lolos verifikasi tersebut penyebabnya antara lain karena tidak melampirkan Surat Tanda Registrasi (STR) untuk tenaga kesehatan. Selain itu juga tidak melampirkan bukti registrasi online, IPK di bawah 2,5 serta kualifikasi pendidikan yang tidak sesuai dengan formasi jabatan yang dilamar. Bahkan ada juga yang hanya mengirim berkas dan tidak mendaftar secara online.
Khusus untuk formasi tenaga kesehatan, terang Aida, dari 11 formasi dokter spesialis hanya ada 1 spesialis yang terisi yakni dokter spesialis konservasi gigi di Rumah Sakit Sultan Imanuddin Pangkalan Bun.
“Permasalahannya adalah usia, karena banyak pelamar yang tidak bisa mendaftar karena usianya rata-rata di atas 35 tahun. Walaupun formasi spesialis yang lain kosong, tidak ada sistem blacklist,” pungkasnya. (jok/sla)