SAMPIT - Maraknya isu lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) yang diduga menyebar ke Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah, disikapi banyak pihak. Salah satunya dari Dewan Adat Dayak (DAD) Kotim.
Ketua harian DAD Kotim Untung TR mengatakan, aktivitas LGBT tidak mencerminkan kehidupan masyarakat Kotim yang normal dan berbudaya positif. Oleh sebab itu, pihaknya menolak dan mengecam, sekaligus meminta LGBT tak jadi budaya buruk di Bumi Habaring Hurung.
"Itu (LGBT) sama sekali bukan identitas kita sebagai orang Dayak. Kita tidak bisa menerima hal menyimpang seperti itu," ujarnya, Rabu (24/10).
Selain itu, Untung meminta semua pihak untuk tidak menyikapi isu tersebut dengan hati yang panas (marah), apalagi anarkis. Ia menyerahkan pada aturan-aturan agama dan hukum yang berlaku.
Sementara itu, damang Kecamatan MB Ketapang M Jais juga senada dengan Untung. Jais berharap aparat bisa mengamankan situasi di masyarakat terkait isu LGBT tersebut.
"Ini parah sekali kalau sampai betulan ada homoseksual di Sampit. Itu sama sekali tidak sesuai dengan norma agama yang berlaku di Kotim ini. Kita menolak hal itu," tegasnya. (ron/yit)