SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

METROPOLIS

Sabtu, 10 November 2018 15:31
Tes Karakteristik Pribadi Jadi Momok Peserta CPNS
TAMPAK SERIUS: Peserta CPNS tampak serius menatap layar monitor saat mengerjakan soal dan dalam pelaksanaannya diawasi ketat dengan kamera CCTV di 4 sudut yang berbeda, Jum’at (9/11)

SAMPIT – Sejumlah peserta Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Kabupaten Kotawaringin Timur kesulitan menjawab soal tes karakteristik pribadi (TKP). Hal itulah yang membuat banyak peserta CPNS yang berguguran pada seleksi kompetensi dasar (SKD), karena tidak bisa menembus passing grade, Jumat (9/11).

”Soal dalam tes TKP, uraiannya panjang-panjang. Jadi, saya habis waktu menjawab di TKP saja. Belum lagi dari semua pilihan jawab dari a sampai e semua benar, dan kami harus memilih mana yang paling benar,” kata Ahmad Yogi, peserta CPNS lulusan S1 Keperawatan Universitas Muhammadiyah Banjarmasin.

Menurut Yogi, soal TKP tahun ini berbeda dari tahun sebelumnya, yakni semua pilihan jawaban sudah kelihatan pernyataan yang paling benar. Sementara dalam soal tahun ini, dia ragu mau menjawab karena pilihannya hampir sama.

”Contohnya, kita harus menganjurkan teman untuk bersabar. Pilihan berikutnya kita harus memberitahu teman untuk bersabar. Bedanya tipis sekali. Itu yang membuat saya bingung harus berpikir menentukan jawaban yang paling benar,” ujarnya.

Dia berharap agar soal CPNS tahun depan tak terlalu menyulitkan. Dia juga berharap ada kebijakan dari pemerintah untuk mengajukan sistem skoring atau ranking.

”Saya harap tahun depan kalau ada tes CPNS lagi, soalnya jangan terlalu sulit. Uraian soal jangan terlalu panjang-panjang dan saya berharap ada kebijakan dari pemerintah untuk menentukan berdasarkan sistem skor, karena untuk di Kotim sangat sedikit yang lolos,” ujar Yogi yang gagal menembus passing grade ini.

Sementara itu, Sarah, peserta CPNS lainnya mengatakan, waktu yang diberikan untuk menjawab soal sangat terbatas dan kurang. ”Soal-soal itu sebenarnya tidak juga terlalu sulit. Hanya saja, saya kekurangan waktu. Apalagi soal yang diberikan panjang-panjang. Saya harus 2 sampai 3 kali memahami dan membaca ulang untuk bisa menjawab,” tutur Sarah, lulusan D3 Kebidanan Universitas Muhammadiyah, Banjarmasin.

Sarah mengaku sudah belajar keras untuk dapat lolos menjawab soal CPNS. ”Waktu yang diberikan hanya 90 menit untuk 100 soal. Itu berarti kita menjawab 1 soal kurang dari 1 menit. Sementara untuk soal TKP mencari jawaban yang paling benar itu susah, karena pilihan jawabannya hampir sama. Kalau tidak teliti bisa gagal,” ujar Sarah.

Ayu, peserta CPNS lulusan PGRI Palangka Raya mengaku tak kesulitan menjawab uji soal TKP. Dia beranggapan uji soal tes intelegensi umum (TIU) yang justru paling sulit. ”Kalau TKP, menurut saya tidak sulit. Yang sulit itu justru uji soal TIU. Saya kurang satu poin lagi untuk lulus,” ujarnya.

Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kotim Alang Arianto mengatakan, selama tiga pelaksanaan tes SKD CPNS Kotim yang dilaksanakan di Balai Diklat BKD Kotim, hanya sedikit yang lolos. Hari pertama hanya 13 orang lolos, kedua 26 peserta, dan ketiga hanya 15 peserta.

Jumlah peserta yang sudah mengikuti tes sebanyak 1.520 orang. Namun, yang lolos hanya 54 peserta. ”Yang lolos hari ini turun dari hari kemarin. Perolehan nilai yang paling tinggi hari ini mencapai 385,” ujar Alang.

Mengenai keluhan peserta yang kesulitan menjawab soal, menurut Alang, soal tersebut dibuat oleh konsorsium perguruan tinggi dan setiap tahun diperbarui terus. ”Harapan kita kepada peserta CPNS agar bisa memiliki keseriusan dalam menjawab soal, karena kita lihat selama ini kan mereka selalu menanyakan kapan waktu jadwal tes. Seharusnya ketika ada molor atau pengunduran jadwal tes bisa dipergunakan untuk mempersiapkan diri,” katanya.

Alang menuturkan, meski sebagian besar banyak peserta CPNS yang mengaku kesulitan, tetap saja ada yang masih bisa lulus. ”Itu berarti tetap bisa dilalui meskipun dianggap berat. Untuk peserta CPNS di Kotim bahkan ada yang mendapatkan nilai yang tinggi, sampai 389. Itu berarti tidak ada alasan. Mereka pasti bisa meraihnya dengan belajar yang serius,” tegasnya.

Meski demikian, dia juga tak bisa memungkiri soal yang disajikan memang dibuat menjebak.  Mengenai keterbatasan waktu yang dikeluhkan peserta, hal itu akan menjadi bahan evaluasi.

”Kami hanya mengikuti aturan, yakni hanya diberikan waktu 90 menit. Mungkin itu bisa kita jadikan bahan evaluasi,” ujarnya.

Alang mengaku belum bisa mengambil keputusan terkait banyaknya peserta tidak lolos tes termasuk solusi formasi yang kemungkinan besar banyak kosong. ”Saya baru bisa berbicara setelah selesai semua. Kalau tesnya diulang rasanya tidak mungkin. Hanya saja, mungkin nanti sama-sama menyurati Menpan, passing grade-nya apakah nanti bisa diturunkan,” ujarnya. (hgn/ign)


BACA JUGA

Rabu, 09 September 2015 00:45

Uji Kebohongan, Tim Hukum Ujang Dukung Uji Forensik

<p>&nbsp;PALANGKA RAYA - Tim Kuasa Hukum Ujang-Jawawi menyatakan penetapan hasil musyawarah…

Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers