PALANGKA RAYA – Hendri Suriyanto, mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Universitas Palangka Raya bernasib sial. Petakan terjadi ketika mahasiswa semester tujuh ini babak belur dipukuli dan dikeroyok orang tidak dikenal di Jalan Batu Hurun,Senin (26/11) kemarin.
Kejadian pengeroyokaan itu diduga bermula dari cek-cok saat pemilihan Gubernur Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Akibat peristiwa itu, korban mengalami luka lebam dibagian mata, luka pukul dibagian tubuh dan dievakuasi ke IGD Doris Slyvanus hingga diberikan alat bantu pernapasan.
Hingga saat ini belum diketahui, apakah peristiwa itu telah dilaporkan kepada pihak berwenang atau belum. Hanya saja, akibat insiden itu berbagai kecaman muncul, terlebih diduga pengeroyokan itu ada sangkut pautnya dengan pemilihan gubernur BEM FKIP.
Dikonfirmasi Radar Palangka atas hal itu, Plt Gubernur FKIP, Sahrudin, Rabu (28/11) menyatakan benar adanya pengeroyokan tersebut, tetapi dirinya tidak mengetahui persis peristiwa itu. “Benar, korban dikeroyok, tetapi saya belum mengetahui persis, sebab saat itu tidak berada di TKP, Saya datang sudah ramai dan hampir berakhir,” ujarnya.
Sahrudin mengatakan, informasi diterima kejadian tersebut berada di luar kampus Universitas Palangka Raya, menduga berawal dari pilgub FKIP. Ia pun memastikan tidak mengetahui pasti siapa pelaku pengeroyokan dan pemukulan. Hanya saja berdasarkan informasi bukan berasal dari mahasiswa FKIP.
“Benar, awalnya cek cok karena pilgub, tetapi hal itu tidak memngganggu pemilihan gubernur. Intinya peristiwa itu tidak manusiasi dan berharap bisa diproses hukum,” pungkasnya.
Sementara itu, pengurus BEM FKIP, Dino mengutarakan bahwa kejadian pengeroyokan itu terjadi di kawasan jalan Batu Hurun. Bukan di dalam lingkungan kampus, walaupun asal mulanya korban dan pelaku sempat terjadi selisih paham dan cek cok di kawasan jurusan PPKN ketika pemilihan Gubernur FKIP dilakukan.
Dino menyampaikan, korban merupakan salah satu satu pendukung paslon nomor dua yakni Alqodrianto dan Ahmad Safian Wananda. Sebelum kejadian memang sempat memang sempat cek cok dengan seseorang, tetapi sudah berhasil dilerai. Tak lama perhitungan selesai dan sore harinya peristiwa pengeroyokan terjadi.
“Sebenarnya tidak ada kaitannya dengan pemilihan, hanya saja memang berawal dari pesta demokrasi itu. Kejadiannya di luar kampus di Jalan Batu Hurun,”tuturnya didampingi pengurus lain.
Dino menambahkan informasi ia terima bahwa korban memang sempat berulah di kampus di Prodi PPKN dengan menggeber kendaraan bersama dua orang lainnya. Kemudian, langsung menantang salah satu mahasiswa di lokasi itu sambil berkata ”Siapa yang belecak,” Lalu, orang itu emosi hingga akhirnya perselisihan terjadi.
“Singkatnya, di kampus berhasil dilerai dan baru di luar kampus itu kejadian pengeroyokan terjadi. Jadi tidak seperti di medsos itu, perkelahian di kawasan UPR. Intinya seperti itu dan kami berharap juga bisa diproses sesuai aturan.” pungkasnya.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Palangka Raya AKP Hermal Subarkah mengatakan belum mendapatkan informasi terkait hal itu,”Belum diketahui, nanti saya cek lagi.” tutupnya. (daq/gus)
