KOTAWARINGIN LAMA – Air yang merendam jalan penghubung Pangkalan Bun-Kotawaringin Lama surut, kini giliran lumpur yang menghadang para para pengendara.
”Air yang merendam jalan sudah menghilang, namun menjadi kendala sekarang lumpur,” ucap Budi, supir travel rute Kolam-Pangkalan Bun.
Satu titik yang cukup berat yakni di antara Jembatan Sungai Lamandau dan Jembatan Layang Masorayan. Sejumlah mobil harus didorong atau ditarik. Warga yang biasanya memberikan jasa getek, kini memasang kayu titian sepanjang kurang lebih 100 meter.
”Ini kita lakukan agar lalu lintas di titik ini bisa lancar, tanpa harus didorong ataupun ditarik pakai mobil lagi,” tutur Juhran, warga yang memberikan jasa penarik mobil yang amblas.
Juhran yang juga Ketua RT 3 Kotawaringin Hilir ini menyebut, mobil yang melintasi jalan darurat dimintai ongkos Rp 10 ribu, sedangkan sepeda motor Rp 5 ribu.
Anggota DPRD Kobar Bambang Suherman yang melintasi jalan itu tidak mempersoalkan warga membuat jalan darurat, asalkan tidak memaksa para pengguna jalan membayar dan tidak menghambat ketika jalan tersebut diperbaiki pemerintah.
”Adanya jalan darurat buatan warga tidak masalah, saya rasa cukup membantu, dari pada para penguna jalan harus berkubang lumpur dan juga harus mengeluarkan biaya untuk warga yang membantu mendorong atau menarik mobil kita yang amblas,” tanggap Bambang.
Warga berharap dinas terkait memperbaiki sejumlah titik jalan yang rusak dan ambrol, seperti yang terjadi di salah satu gorong-gorong. Bambang akan menyampaikan aspirasi itu ke Dinas PU Kobar. (gst/yit)