PANGKALAN BANTENG – Sejumlah warga Desa Karang Mulya timbun lubang jalan Jenderal Ahmad Yani kilometer 66 Kecamatan Pangkalan Banteng, Kabupaten Kotawaringin Barat, Rabu (27/2). Warga bergotong-royong meratakan tanah uruk yang dibeli oleh salah seorang warga setempat.
Asdir, salah seorang warga yang ikut meratkan timbunan itu mengaku bahwa kondisi jalan sudah mengkhawatirkan dan membahayakan pengguna. Sehingga warga bergotong-royong melakukan perbaikan semampunya.
“Tadi yang ngirim tanah uruk sepertinya suruhan orang pom (SPBU) Karang Mulya. Satu reet saja, tapi sudah cukup karena tanahnya bercampur batu agar timbunan lebih keras,” katanya.
Menggunakan cangkul, sekop, dan angkong (pengangkut beroda satu) untuk memindahkan timbunan ke lokasi yang sedikit lebih jauh dari titik kerusakan terparah.
Sementara itu Kepala Bidang Bina Marga Dinas PUPR Kobar, Hasan basri mengeaskan bahwa keluhan tersebut akan segera ditindaklanjuti dengan mengirim alat dan material untuk perbaikan di jalur yang berada di kawasan Pasar Lama Karang Mulya.
“Saya sudah putuskan dalam rapat tadi pagi, besok (hari ini) kita pastikan tim ke lokasi. Kita tidak ingin kerusakan semakin parah, harus ditangani secepatnya,” ujarnya saat dihubungi koran ini.
Seperti diketahui bahwa kerusakan jalan dua jalur di kawasan Pasar Lama Karang Mulya, Kecamatan Pangkalan Banteng makin menjadi. Cor beton yang sempat dijadikan bahan untuk menambal, kini telah lenyap. Akibatnya lubang jalan makin dalam dan membahayakan pengguna.
Kerusakan terparah di depan toko sembako dan foto copy Elba yang berada di bagian ujung aspal jalan dua jalur tersebut. Selain dalam, kerusakan jalan kian melebar hingga nyaris memutus jalur utama tersebut.
“Sekitar 50 meter dari titik kerusakan itu, jalanan sudha banyak lubang. Dan memebahayakan. Kemarin sewaktu hujan ada pengendara motor yang terjatuh akibat melintasi lubang yang tergenang air,” ungkap Rohim, salahs eroang warga di lingkungan Pasar Lama Karang Mulya, Senin (25/2).
Selain itu kerusakan juga terjadi di seberang kantor Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Pangkalan Banteng. “Pernah ada truk pengangkut sawit terguling di situ mas. Muatannya tumpah ke jalan. Membuat macet jalan lebih dari satu jam, pengguna jalan dari arah Sampit akhirnya dialihkan ke jalursebelahnya,” ungkap Suprianur.
Lubang jalan yang semakin dalam membuat penggguna jalan dari arah Sampit nekat menerobos jalus disebelahnya meski harus berlawanan arus dengan kendaraan yang melaju dari arah Pangkalan Bun.
“Terpaksa lewat jalur ini mas, melawan arus. Tapi bagaimana lagi kalau nekat lewat jalur yang rusak kendaraan kita justru yang terganggu, takut nyangkut. Lubang jalan makin dalam,” ungkap Trisno, salah seorang sopir truk CPO. (sla)