SAMPIT – Kondisi alam Kalimantan yang di kelilingi rawa dan sungai menjadikan masyarakat tak asing lagi dengan jukung, kelotok, atau sampan. Transportasi air ini masih digunakan oleh masyarakat. Oleh karena itu, tak heran jika masyarakat lokal piawai mendayung sampan/perahu. Berdasarkan hal inilah, perlombaan dayung digelar setiap tahun di Sungai Mentaya.
“Kita kan mengangkat tradisi dulu, dayung atau mambesei, alat transportasi dulu, jadi salah satu alat transportasi sungai dulu kan hanya dengan pakai perahu ini. Jadi itu yang kita angkat jadi suatu perlombaan, sehingga nanti dari hasil perlombaan ini ada wujud atau bentuknya berupa kejuaraan, dan para pemenang akan diberi hadiah,” jelas Kristopel, Panitia Pelaksana Lomba Dayung, Rabu (13/3).
Kristopel mengatakan, peminat lomba dayung tahun ini semakin meningkat. Bahkan banyak juga peserta yang datang dari Antang Kalang, Mentaya Hulu dan Kuala Kuayan.
Dayung regu putra terdiri dari 26 regu dan putri 10 regu. Setiap regu ada delapan peserta yang terdiri dari satu penabuh, 6 pendayung, satu juru mudi. Kekuatan, kecepatan, dan kekompakan tim menjadi faktor penentu keberhasilan tim dayung.
”Jadi total ada 288 orang yang ikut serta lomb dayung. Ada yang pelajar dan masyarakat umum. Yang paling jauh dari Antang Kalang ada 1 regu, Kuala Kuayan sama Mentaya Hulu. SMK Kuayan ada, SMK Pundu juga ada,” ungkapnya.
Menurut Kristopel, usia peserta dayung kali ini tidak dibatasi. Meskipun sudah tua asalnya masih kuat mendayung perahu diperbolehkan ikut lomba. “Gak ada batasan, belum, mungkin tahun depan kita klasifikasi umurnya. Tua gak apa-apa yang penting masih kuat mampu mambesei atau dayung,” ujarnya.
Teknik penilaian dari lomba dayung ini diambil regu yang tercepat mendayung perahu dengan rute sejauh 750 meter. “Ya ambil cepat-cepatan saja, jaraknya kurang lebih 750 meter, nanti yang juara 1 maju ke Festival Isen Mulang,” jelas Kristopel.
Salah satu peserta lomba dari SMA PGRI 2 Sampit mengaku sudah berlatih mendayung selama 2 minggu dengan kawan-kawannya yang lain. Kelompoknya menang dalam lomba dayung.
“Dari SMA PGRI 2 Sampit, dari sekolah 8 orang, kelas XI, Alhamdulillah menang juga. Kalau tadi pas lomba gak ada kendala. Latihan dua minggu di Sungai Terantang, kendalanya angin, terus arusnya sungai kadang deras, kan melawan arus,” ungkap Yuanda, siswa kelas XI SMA PGRI 2 Sampit. (rm-97/yit)