SAMPIT - Ratusan personel gabungan dari TNI, Polri, Pemadam Kebakaran (Damkar), beserta anggota linmas terlibat dalam simulasi Sistem Pengamanan Kota (Sispamkota) yang digelar di Pelabuhan Sampit, Selasa (26/3) pagi. Berbagai tahapan pengamanan Pemilu diperagakan dalam simulasi, seperti pengamanan capres saat melakukan kampanye, pengendalian massa, pengamanan pendistribusian logistik pemilu lewat darat dan air.
Pengamanan tidak hanya lewat darat dan air, tetapi juga lewat udara. Ini untuk mengantisipasi apabila terjadi penculikan terkait pemilu. Personel juga menunjukan aksi pengepungan terhadap rumah penculik. Tim penjinak bahan peledak (jihandak) pun melakukan penjinakan bom hingga terdengar beberapa kali ledakan.
Selain menerjunkan ratusan anggota gabungan, sejumlah peralatan pendukung disiagakan seperti mobil baracuda, anjing pelacak, tim jihandak (penjinak bahan peledak) yang menggunakan pakaian khusus seberat 37 Kg, serta pasukan antihuru-hara. Tampak juga dikerahkan satu kompi pengendalian masa (dalmas) berpakaian lengkap untuk mengantisipasi huru hara dan mobil water canon.
Anggota TNI dan Polri yang berpartisipasi adalah anggota yang memiliki kemampuan bela diri. Diperlihatkan juga bagaimana anggota polisi wanita (polwan) menghadapi hal-hal yang tak terduga dengan keahlian bela diri yang mumpuni.
Simulasi sispamkota digelar sebagai wujud kesiapan aparat TNI dan Polri dalam pengamanan berbagai gangguan kamtibmas pada pelaksanaan Pemilu 2019. Kegiatan simulasi yang dipimpin oleh Kapolres Kotawaringin Timur AKBP Muhammad Rommel dan dihadiri Bupati Kotawaringin Supian Hadi, Komandan Kodim (Dandim) 1015 Letkol Inf Sumarlin Marzuki 1015, serta Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Kalimantan Tengah Irjen. Pol. Anang Revandoko.
AKBP Muhammad Rommel mengatakan, TNI dan Polri selaku institusi bertanggungjawab terhadap pengamanan Pemilu 2019. Aparat akan menindak tegas terhadap pihak-pihak yang mencoba mengganggu pemilu.
”Sehingga tidak ada toleransi sekecil apapun bagi pihak-pihak yang akan mengganggu jalannya Pemilu 2019,” ujarnya.
Kepolisian juga akan berkoordinasi dengan tokoh agama, tokoh adat, tokoh pemuda, serta tokoh masyarakat untuk memberikan rasa tenang kepada masyarakat sehingga dapat menggunakan hak pilihnya dengan aman. (rm-96/yit)