PALANGKA RAYA – Perhitungan versi KPU Kalteng yang dirilis melalui website resmi tersebut mulai diragukan tim pasangan yang diusung PDI Perjuangan itu. Koordinator gugus tugas pemenangan WIBAWA, Dedi Sitorus, menyebutkan KPU banyak mengunggah data yang tak sinkron dengan milik tim Willy-Wahyudi.
”Ini kan ada upaya-upaya sistematis yang sedang terjadi, seolah-olah hal itu mau disesuaikan dengan hasil quick count dari salah satu televisi swasta,” cibirnya.
Keraguan akan data KPU itulah yang memompa optimisme bahwa Willy-Wahyudi lah yang akan keluar sebagai pemenang di ujung pesta demokrasi ini. Saat ini, kata dia, tim WIBAWA berusaha menghentikan upaya-upaya curang yang sedang terjadi secara massif dan sistematis itu.
”Jadi KPU Kalteng harus menghentikan perhitungan suara tersebut,” tegas pria berkacamata itu.
Dedi mengklaim menemukan banyak kecurangan dan pelanggaran. Misalnya pemilih dari perkebunan yang menggunakan KTP bukan Kalteng. ”Banyak sekali mobilisasi seperti itu, lalu pemilih mencoblos berkali-kali di seluruh kabupaten,” tuturnya.
Ditemukan juga PPK yang melaksanakan perhitungan di luar surat keterangan yang telah dibuat mereka sendiri. ”Tidak diberitahukan kepada pasangan calon selama 1x24 jam, bahkan Bawaslu pun tidak mengetahui hal tersebut. Jadi ini sudah ada upaya massif untuk mengobok-obok hasil, supaya dengan segera ditetapkan,” terangnya. (sho/daq/dwi)