SAMPIT –Keberangkatan 13 jemaah calon haji tahap pertama terpaksa ditunda. Alasannya, jemaah sulit dihubungi dan tidak pernah berkomunikasi ke Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Kotawaringin Timur.

 “Dari 180 kuota yang disediakan dan ditetapkan di tahap pertama, yang benar-benar siap hanya ada 167, sedangkan 13 lainnya menunda keberangkatan. Ada yang sulit dihubungi melalui telepon dan tidak ada laporan ke kami, dan satu orang meninggal,” ujar Rabiatul Adawiyah.

Rabiatul menuturkan, 167 jemaah ini juga termasuk jemaah yang mutasi dari beberapa daerah lain. “Mereka yang mutasi ada dua dari Cianjur yang masuk ke Kotim dan satu dari Muara Teweh,” ujarnya.

Selanjutnya, pihaknya masih menunggu penyelesaian tahap pelunasan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) di tahap pertama.

“Sebanyak 90 persen jemaah tahap pertama sudah melunasi sisanya masih ada yang belum melakukan tes kesehatan dan ada juga yang masih menunggu duit. Tetapi mereka sudah melengkapi persyaratan pembuatan paspor dan rekam biometrik,” katanya.

Setelah tahap gelombang pertama selesai, pihaknya akan melanjutkan BPIH ke tahap kedua yang rencananya dijadwalkan pada 30 April-10 Mei 2019. Jemaah yang tidak dapat masuk ke tahap pertama akan diarahkan ke tahap kedua, misalkan CJH yang sudah pernah melaksanakan haji sebelumnya tidak menjadi prioritas untuk masuk tahap pertama.

Lebih lanjut, Rabiatul menyampaikan BPIH di tahun 2019 tidak ada perubahan dari tahun sebelumnya.  Biaya haji tetap sama sebesar Rp 35.235.602. ”Yang berbeda hanya ada biaya tambahan sebesar Rp 7,5 juta khusus untuk jemaah yang sudah pernah berhaji untuk pembayaran biaya haji progresif,” tandasnya. (hgn/yit)