SAMPIT-Curah hujan yang meningkat beberapa hari belakangan ini berpengaruh terhadap proses pengerjaan proyek pembangunan sirkuit roadrace di Jalan Jenderal Sudirman kilometer 5,5 Sampit. Hingga saat ini, prosesnya masih berkutat pada penimbunan jalan masuk ke lokasi utama.
Diungkapkan Kepala Seksi Standarisasi dan Infrastuktur Olah Raga pada Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kotim Feri Nugraha, hujan deras beberapa hari terakhir mengakibatkan lahan pembangunan proyek tergenang air. ”Memang kendala utama setiap pekerjaan jalan baru ini adalah urugan tanah,” ujarnya.
Menurutnya sementara ini yang bisa dilakukan kontraktor adalah melanjutkan pembersihan lahan sambil menunggu kondisi cuaca mendukung.
Sementara itu, menurut ahli bangunan/ahli struktur konsultan pengawas proyek Rusli, mengatakan pekerjaan yang memakan waktu pelaksanaan 450 hari kalender atau 15 bulan ini, terbilang sulit. Sebab, pihaknya membangun jalan baru di tanah lembek atau gambut yang tidak memiliki daya dukung atau CBR nya 0 (nol).
”Artinya kalau CBR nya nol, tanah gambut tersebut tidak memiliki daya dukung dijadikan sebagai tanah dasar (subgrade), sehingga perlu dilakukan perbaikan atau peningkatan daya dukung dengan salah satunya adalah memakai cerucuk kayu galam,” terangnya kepada Radar Sampit.
Lebih lanjut Rusli menjelaskan, CBR atau California Bearing Rasio merupakan sebuah parameter ukuran daya dukung tanah eksisting atau setempat di lokasi, terhadap beban teknis yang akan direncanakan di jalan tersebut.
”Ada hal yang cukup kita apreasiasi usaha dari pihak kontraktor, yakni mereka tetap mengumpulkan tanah urug di lokasi. Estimasinya sekitar ribuan kubik yang sudah siap di lokasi untuk diurug atau dihampar ke area jalan masuk,” paparnya.
Selain itu, pihak kontraktor telah menyiapkan alat berat seperti Motorgrader, Vibro Roller, Excavator dan Buldozer di lapangan. Semua alat berat tersebut standby untuk melakukan pekekerjaan urugan dan pekerjaan jalan lainnya, seperti pemadatan dan perataan ataupun pembentukan badan jalan.
”Untuk pekerjaan jalan masuk pemasangan geotekstil sudah 100 persen” tambah Rusli.
Sebelumnya, Team Leader Konsultan Pengawas pada proyek sirkuit road race dari CV. Mentaya Geographic Consultindo Zain Wahyudi menjelaskan, secara teknis pekerjaan itu tidak ada masalah. Hanya saja pihaknya harus menghadapi kondisi tanah rawa dan gambut, sehingga akan terkendala saat hujan.
Diakui Zain, kondisi dasar tanah gambut di kawasan itu menjadi kendala utama pembangunan sirkuit tersebut, sehingga pemadatan tanah agak lambat. Menurutnya juga, yang utama dari pekerjaan sirkuit adalah perbaikan tanah, yakni dengan timbunan tanah dan harus mencapai kepadatan maksimal. Untuk itu pekerjaan dilakukan bertahap sampai terpenuhi sesuai standar.
Diketahui, pengerjaan jalan masuk lokasi pembangunan sikuit tersebut, dimulai per tanggal 10 Maret 2019 lalu. Besaran anggaran proyek tahun jamak ini adalah sebesar Rp 25 Miliar yang digunakan untuk dokumen UKL/UPL, studi kelayakan, pembuatan master plan, jasa kontruksi, dan pengawasan. Tahapan yang memakan dana terbesar adalah jasa konstruksi dengan nilai kurang lebih Rp 23 Miliar. (rm-96/gus)