SAMPIT-Umat muslim bisa menghemat pengeluaran selama Ramadan karena tidak makan dan minum dari sebelum subuh hingga bedug magrib. Kenyataannya, banyak orang lebih boros. Mereka jor-joran saat buka puasa.
Pengamat ekonomi dari Universitas Darwan Ali Sampit Yuli Andriyati menyebut, masyarakat cenderung lebih konsumtif di bulan puasa karena sejumlah faktor. Faktor pertama, adanya keinginan buka puasa dengan menu yang terkesan 'wah'.
"Karena merasa sudah menahan lapar seharian, terus pas buka cenderung pengin makan enak, jadi boros," katanya, Senin (20/5).
Yuli menuturkan, perilaku masyarakat yang lebih royal saat Ramadan menguntungkan untuk pedagang. Restoran dan kafe menyediakan makanan ekstra saat berbuka puasa, seperti takjil dan minuman pembuka.
”Iklan, sosial, individu juga merupakan faktor-faktor mengapa masyarakat jauh lebih konsumtif saat bulan puasa,” cetusnya.
Setiap hari masyarakat disuguhi iklan yang menayangkan sajian berbuka makanan yang enak-enak.
"Kualitasnya pun naik, dari biasa-biasa saja ke tingkat lebih tinggi. Misalnya biasanya makan ayam, sekarang harus dipanggang atau apapun harus lebih spesial," paparnya.
Belum lagi banyaknya ajakan buka puasa bersama (bukber) selama Ramadan, mulai dari rekan semasa SD hingga kuliah. Itu tentu saja bakal membuat lebih boros. (yn/yit)