PALANGKA RAYA – Suasana tenang proses belajar mengajar di SMP dan SMA NU mendadat berubah mencekam. Zainal Arifin (37) mengamuk tanpa sebab. Ia pun terpaksa diamankan dan berurusan dengan personil Sabhara Polres Palangka Raya.
Pensiunan dini sipir Rumah Tahanan (rutan) Klas II Palangka Raya memporak-porandakan SMP NU di Jalan RTA Milono Km 3, Kamis (4/2) siang. Akibat amukan Zainal, puluhan kaca sekolah pecah dan berantakan.
Beruntung respon cepat kepolisian dibawah Kanit SPKT II Aiptu Rizani segera meringkuk warga Jalan Menteng tersebut. Tak ingin peristiwa berulang, polisi pun membawa Zainal ke kantor polisi. Petugas mengamankan sebuah batu dan sepeda motor Suzuki Tian bernopol KH 4708 AD.
Diduga kuat, Zainal mengamuk karena stres dan penyakit tekanan batin kambuh. Beruntung tidak ada korban jiwa dari puluhan murid sekolah tersebut. Kini untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, Zainal diamankan untuk diperiksa lebih lanjut.
Kanit II SPKT Polres Palangka Aiptu Rizani menerangkan Zainal mengamuk tanpa sebab dan melempari kaca sekolah menggunakan batu hingga hancur berantakan. Polisi pun belum mengatahui apa penyebab pasti perbuatan tersebut dilakukan oleh terlapor.
“Mungkin stres, Zainal datang dan langsung ngamuk,” ujarnya.
Rizani menerangkan saat ini Zainal terpaksa diamankan guna mengantisipasi kejadian serupa dan telah diserahkan ke unit reskrim untuk ditindak lanjuti.
“Yang kami amankan batu dan motor, tadi mengamankan anggota Sabhara yang piket, gerak cepat meluncur ke TKP dan amankan terlapor,” terangnya.
Informasi dihimpun Zainal merupakan pengawai Kemenkum Ham Kalteng dan sempat berugas di Bapas dan Rutan. Karena kerap kali mengeluh sakit dan terkadang lepas kendali, Zainal disetujui pensiun dini sebagai sipir. Dia sampai saat ini belum menikah dan masih bujang.
Tidak diketahui sejak kapan penyekit kambuhan itu ia derita. Kini kasus tersebut ditangani Polres Palangka Raya. Sedangkan suasana sekolah yang sempat mencekam sudah kembali normal walaupun masih terlihat pecehan kaca berserakan. (daq/vin)