SAMPIT – Kementerian Sosial Republik Indonesia (Kemensos RI) melalui program pemberdayaan komunitas adat terpencil (KAT) memberikan bantuan dalam bentuk rumah untuk 55 kepala keluarga (KK) di Desa Tumbang Tawan, Kecamatan Bukit Santuai, Kotawaringin Timur.
“Kami hanya ditugaskan untuk melakukan pemberdayaan masyarakat KAT,” kata Febri Angga Putra, pendamping Sosial KAT Kemensos RI, Kamis (13/6).
Lebih lanjut Febri mengatakan, setiap tiga bulan sekali masyarakat KAT akan diberi bantuan jadup (jaminan hidup) dari Dinas Sosial Provinsi Kalteng.
“Bantuan itu berupa sembako yang diberikan setiap tiga bulan sekali yang sudah berjalan selama satu tahun terakhir ini,” katanya.
Febri mengatakan di tahun 2019 ini, Kemensos RI menjadikan Desa Tumbang Tawan sebagai salah satu daerah yang diberikan bantuan melalui program pemberdayaan KAT.
“Tahun 2019 ini tidak hanya Desa Tumbang Tawan yang diberikan bantuan tetapi ada Desa Lunuk Bagantung yang juga mendapatkan bantuan sebanyak 40 rumah,” ujarnya.
Desa ini diangggap tepat jika dilihat secara geografis, karena merupakan daerah perbukitan dengan tofografi berbukit serta dtumbuhi hutan sekunder tropis yang subur.
Di samping itu, masyarakat KAT hidup secara berkelompok dan secara geografis akses menuju desa tersebut memang sulit untuk dijangkau, rentan sosial/ekonomi, keterbatasan terhadap akses pelayanan sosial dasar, tertutup, homogen dan kehidupannya masih sangat tergantung dengan sumber daya alam.
“Makanya Desa Tumbang Tawan dan Desa Lunuk Bagantung yang lokasinya cukup berdekatann ini perlu diberikan pendampingan dalam pemberdayaan masyarakat KAT,” ujarnya.
Febri mengatakan, saat ini proses pemberdayaan masyarakat KAT sudah memasuki bulan ketiga dan masyarakat juga sangat antusias untuk mengikuti program atau kegiatan pemberdayaan yang telah dijalankan. Masyarakat di desa tersebut juga harus bisa bekerja sama untuk memecahkan permasalahan-permasalahan dan mengembangkan potensi masyarakat itu sendiri.
Dikatakannya, kondisi Desa Tumbang Tawan terbilang sangat jauh dari segala akses sehingga membuat warga KAT sangat jauh dari kata sejahtera.
“Masyarakat KAT di Desa Tumbang Tawan juga sangat jauh tertinggal dibandingkan desa-desa lainnya,” ujarnya.
Menurutnya, masyarakat KAT butuh sarana prasarana yang memadai agar dapat berkembang sehingga perlu adanya perhatian dari Pemkab Kotim.
Melalui program Kemensos RI dirinya mengatakan, akan berupaya bekerjasama dengan instansi terkait di Kotim untuk bersama-sama memberdayakan masyarakat KAT.
Terpisah, Kepala Desa Tumbang Tawan Tapea bersyukur dengan adanya pemberdayaan masyarakat KAT di desanya. Dirinya berharap agar masyarakat bisa turut berpartisipasi memajukan desanya menjadi desa mandiri dan berkembang.
“Kami berharap masyarakat bisa aktif ikut berpartisipasi memajukan desanya menjadi desa mandiri dan berkembang dan dapat mengikut kegiatan pemberdayaan dengan baik,” tandasnya. (hgn/yit)