SAMPIT – Lahan kosong di Jalan DI Panjaitan Selatan dijadikan lokasi tempat pembuangan sampah sementara (TPS) oleh warga yang abai terhadap kebersihan. Peringatan larangan membuang sampah di lokasi itu juga diabaikan. Akibatnya, sampah meluber hingga sepanjang jalan dan menimbulkan aroma tak sedap.
Rahmiati, warga setempat mengatakan, sampah di sekitar rumahnya sudah sejak sepuluh hari sebelum Lebaran tak pernah diangkut petugas kebersihan. Pasalnya, Jalan DI Panjaitan merupakan jalur sepi, karena berada di ujung tepat di persimpangan tiga menuju Jalan Kembali. Akibatnya, tumpukan sampah kurang diperhatikan.
”Sudah sepuluh hari sebelum Lebaran sampah di situ tak pernah diangkut petugas kebersihan. Kami di sini merasa sangat terganggu dengan aroma busuk yang setiap hari tercium baunya,” ujar Rahmi, Minggu (16/6).
Menurutnya, sampah tersebut baru saja menumpuk dan dijadikan tempat pembuangan sampah sejak TPS ditutup. ”Sebelumnya banyak masyarakat yang buang di dekat TPS arah utara Jalan DI Panjaitan. Sebelum Ramadan, TPS itu ditutup dan muncul TPS baru karena ini lahan kosong,” ujarnya.
Taufik, warga lainnya menambahkan, warga yang sering membuang sampah di lokasi itu sering melakukannya saat malam hari. Pemilik lahan sudah berulang kali melaporkan, namun tumpukan sampah belum juga diangkut. Malah menumpuk semakin banyak.
”Biasanya warga itu ada yang buang malam hari dan pemiliknya pun sudah melapor, tetapi sampai sekarang belum juga diangkut. Malah semakin banyak dan berceceran sampai jalan,” ujarnya.
Laila, warga DI Panjaitan mengaku kurang sependapat dengan pembongkaran TPS yang dilakukan pemkab. Menurutnya, hal itu akan semakin membuat warga sekitar terlalu jauh membuang sampah.
”Niatnya pemerintah memang baik, mau buat Sampit jadi kota yang bersih, tetapi semua TPS mau dibongkar. Mau buang ke depo juga jaraknya cukup jauh. Jadi, wajarlah melihat ada lahan kosong justru dimanfaatkan untuk pembuangan sampah,” ujarnya.
Selain itu, lanjutnya, warga Kotim juga tidak semua mau menggunakan jasa petugas angkut kebersihan karena hal tertentu. ”Mengandalkan petugas kebersihan malah buat kita jadi tak mandiri dan lagi harus bayar rutin. Belum tentu juga diangkut secara rutin,” tandasnya. (hgn/ign)