PANGKALAN BUN- Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di wilayah pesisir Kotawaringin Barat terus bertambah. Sehingga untuk mencegah kebakaran bertambah luas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kobar bakal membuat pos pantau di wilayah pesisir.
Kepala BPBD Kobar Petrus Rinda mengatakan, setiap tahun kasus Karhutla di Kobar terus bertambah banyak. Baik itu dari jumlah titik hotspot dan luasan lahan yang terbakar. Maka pihaknya juga terus melakukan evaluasi, sehingga ada perbaikan dan juga penanganan karhutla, termasuk mengantisipasi kejadian kebakaran di wilayah yang rawan terbakar.
”Paling banyak kasus kebakaran lahan itu di Mendawai Seberang. Tapi setiap ada kasus kebakaran langsung ditangani oleh tim gabungan, sehingga api cepat padam," ujarnya.
Kemudian lanjut Petrus, yang jarang termonitor ini wilayah pesisir Kumai. Dimana banyak hamparan lahan kosong, dan di sana yang rawan terbakar.
"Sehingga tahun ini kami bakal membuat pos pantau Karhutla di wilayah pesisir tepat di Desa Sungai Bakau Kecamatan Kumai. Saat ini masih proses lelang dan secepatnya bakal segera dibangun," terangnya.
Tidak hanya Pos Pantau saja, Petrus mengatakan nanti juga ada penyediaan sumur bor untuk persediaan air. Sehingga saat dibutuhkan air, langsung tersedia.
Diharapkannya pembangunan pos pantau nanti bisa memantau suasana pesisir. Kemudian, jika terjadi kebakaran maka bisa langsung terlihat dan bisa dikoordinasikan dengan tim Satgas Karhutla.
”Nantinya di pos pantau tersebut kita tempatkan personil. Serta nantinya juga ada tim gabungan dari TNI, Polri, Manggala Agni, Damkar dan masyarakat peduli api. Sehingga saat kebakaran ditangani, kalau tidak bisa ditangani lewat darat, maka dilakukan pemadaman water bombing melalui udara. Itu gunanya adanya pos pantau," pungkas Petrus Rinda. (rin/gus)