SAMPIT – Krisis daging sapi di Kota Sampit dalam lima hari belakangan, membuat para pedagang dan warga pusing. Warga mengeluh karena tidak kebagian daging sapi, sementara pedagang harus mengatur strategi agar daging yang dijual bisa diirit supaya tak merugi.
”Saya pergi ke Pasar Keramat kosong, Pasar Ikan Mentaya kosong, bingung. Padahal, pas sedang sangat perlu,” keluh Tino, warga Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Minggu (7/1).
Warga lainya juga mengeluhkan hal sama. Apalagi saat ini banyak warga yang merayakan Imlek, sehingga kebutuhan terhadap daging sapi cukup tinggi. ”Kalau sudah seperti itu, terpaksa cari pilihan lain. Pasalnya, kalau pun ada, biasanya harganya mahal, bisa sampai Rp 150 per kilogram,” kata Suparman, warga lainnya.
Berdasarkan pengakuan pedagang, saat ini pihaknya sedang mengirit suplai daging sapi. Sebab, pasokan sapi sedang minim, sehingga dikhawatirkan jika semua dikeluarkan akan merugi.
”Seekor sapi apabila dipotong biasanya kami bagi dua dengan pedagang lain, sementara kalau dinaikkan lebih dari Rp 130 ribu per kilogram, pelanggan pasti protes,” kata Pansyah, pedagang daging sapi di Pasar Ikan Mentaya. (oes/ign)