SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

METROPOLIS

Minggu, 13 September 2015 22:02
Malam Hari Kabut Asap Semakin Pekat
Nampah salah satu kelotok penyeberangan Sungai Mentaya saat mengantarkan penumpangnya menuju dermaga Selamat Datang Di Sampit.

SAMPIT- Pekatnya kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhan) tak hanya mengganggu aktivitas warga pada siang hari. Malam hari kabut asap itu ternyata juga sangat menggangu. Terutama bagi para motoris kelotok penyeberangan Sungai Mentaya di Sampit, Kotawaringin Timur.

Oyok, motoris kelotok mengatakan, dirinya sudah sepekan ini hampir tidak beroperasi pada malam hari. Sebab, kabut asap sangat tebal. Ini dikarenakan angin tak sekencang pada siang hari di Sungai Mentaya.

 ”Setelah salat Isya (pukul 19.00), asap di Sungai Mentaya menebal, memang lampu penerangan di dermaga masih kelihatan. Tapi yang kami khawatirkan terjadi tabrakan antarkelotok dan transportasi sungai lainnya,” ungkapnya, Sabtu (12/8).

Hal senada juga dikeluhkan motoris lainnya. Kabut asap ini juga memberikan andil berkurangnya omset mereka hingga 40 persen lebih. ”Jelas itu, padahal penghasilan penyeberangan malam hari itu yang selama ini cukup membantu kami,” kata Indil, motoris kelotok lainnya.

Sementara itu, warga pengguna jasa penyeberangan juga harus berpikir dua kali untuk minta antar pada malam hari. Mereka menyeberang hanya jika dalam keadaan mendesak. ”Kecuali darurat seperti berobat ke rumah sakit, kalau sekedar jalan-jalan lebih baik ditunda sampai besok hari,” kata Imah, warga Kelurahan Mentaya Seberang.

Sebelumnya, Kepala Kantor Kesyahbandaran Otoritas Pelabuhan (KSOP) Sampit, Benny Noviandinudin telah membuat surat edaran agar seluruh moda tranportasi sungai mewaspadai terjadinya kecelakaan akibat kabut asap.

 ”Untuk lalu-lintas kapal, sampai saat ini masih bisa. Tapi kami sudah mengeluarkan surat edaran untuk berhati-hati. Asap yang terjadi di sepanjang alur, kalau di laut tak ada asap,” terangnya.

Untuk menghindari kecelakaan bagi kapal besar, harus dilengkapi peralatan navigasi memadai. Jika kabut asap cukup parah dan mengganggu jarak pandang, nakhoda disarankan membunyikan suling kapal untuk memberi tanda kepada kapal lainnya sehingga tabrakan bisa dihindari.

 ”Saat asap seperti ini, kecepatan juga harus dikurangi. Selama ini kapal-kapal besar juga memang mengurangi kecepatan ketika sudah masuk alur, tapi dengan adanya asap ini kami sarankan juga lebih waspada,” harap Benny. (oes/fin)

loading...

BACA JUGA

Rabu, 09 September 2015 00:45

Uji Kebohongan, Tim Hukum Ujang Dukung Uji Forensik

<p>&nbsp;PALANGKA RAYA - Tim Kuasa Hukum Ujang-Jawawi menyatakan penetapan hasil musyawarah…

Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers