PANGKALAN BUN- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen Doni Monardo kunjungi Kabupaten Kobar, Minggu (4/8). Kunjungan ini sekaligus melakukan pemantauan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) melalui udara.
Kepala BNBP sengaja berkunjung ke Kalteng dan ingin memantau secara langsung kejadian Karhutla. Kemudian saat di Kalteng, Kepala BNPB juga berkunjung ke daerah termasuk Kobar. Dalam perjalanan dari Palangka Raya menuju Pangkalan Bun kepala BNPB menggunakan helikopter, karena bisa sekaligus memantau Karhutla melalui udara.
“Untuk Kalteng sendiri ini agak unik, kasus kebakaran lahan justru terjadi di dekat pemukiman. Berbeda dengan kasus kebakaran di luar Kalteng yang berada jauh dari pemukiman,” kata Kepala BNBP Doni Monardo saat di VIP Room Bandara Iskandar Pangkalan Bun.
Menurutnya hotspot di Kalteng masih banyak terjadi di Palangka Raya dan Kotawaringin Timur. Sedangkan saat memasuki Pangkalan Bun (Kobar) sudah cukup jarang ditemukan kebakaran lahan, karena wilayah tersebut masih sering terjadi hujan.
“Terlepas hotspot yang masih banyak. Bagaimana kita melakukan upaya pencegahan yang maksimal. Karena pengalaman kita, penanganan karhutla di lahan gambut itu sangat sulit,” jelasnya.
Mengingat lahan gambut yang ada di Indonesia ini sangat bervariasi kedalamannya ada yang dua meter, tapi ada juga yang mencapai 36 meter. Jika lahan tersebut terbakar maka akan sangat sulit padam, kecuali nanti pada saat musim hujan.
Olah karena itu Kepala BNPB mengajak seluruh komponen pemerintah dan bersama tokoh untuk mencegah melakukan pembukaan lahan dengan cara dibakar. Karena penanganaya sangat sulit dan juga membutuhkan tenaga dan biaya yang sangat besar untuk pemadaman Karhutla.
“Maka kami pemerintah pusat, bersama pemerintah daerah dibantu para tokohnya untuk mengugah masyarakat agar tidak membajar lahan. Tanpa adanya keterlibatan masyarakat maka kasus Karhutla sangat sulit dikendalikan,” jelaskan.
Sesuai data BNPB, kasus Karhutla di Indonesia ini 99 persen disebabkan karena ulah manusia dan 1 persen karena alam. Jadi caranya harus ada pola pendekatan dengan masyarakat dan ajak terlibat dalam pola pencegahan karhutla.
Selain itu, terkait penanggulangan karhutla BNPB juga telah mengalokasikan dukungan operasional sebanyak 1.512 orang ke setiap provinsi yang statusnya sudah masuk siaga darurat bencana karhutla.
“Seperti di Kalteng sendiri, selain dukungan personil, kita juga mengalokasikan helikopter baik itu untuk patroli karhutla ataupun helikopter untuk water bombing. Kami harap bantuan ini bisa dimaksimalkan pemerintah daerah,” bebernya. (rin/sla)