PANGKALAN BUN - Warga yang berada di sepanjang Jalan Bundaran Tudung Saji, Kelurahan Baru, hingga Kelurahan Raja Seberang mengeluhkan arogansi truk proyek bermuatan tanah timbun yang melintas di ruas Jalan Pangkalan Bun - Kotawaringin Lama. Truk sarat muatan itu kerap melaju dengan kecepatan tinggi, dan mengambil jalur jalan pengendara dari arah sebaliknya untuk menghindari jalan yang kurang baik.
“Saya heran, jalan itu mereka yang rusakin, warga yang perbaiki, tapi kalau sudah bagus sedikit habis dibabat semua ruas jalan, rusak sedikit saja enggak mau dilewati malah ngambil ruas jalan arah sebaliknya,” keluh Sabran, warga Kelurahan Baru, Kecamatan Arsel, Kabupaten Kobar, Selasa (6/8).
Aksi arogan para sopir truk itu dikhawatirkan bisa membahayakan warga dan anak - anak yang berangkat atau pulang sekolah, mengingat ruas jalan tersebut merupakan jalur poros siswa SMK Negeri 4 Pangkalan Bun di Mendawai Seberang.
Belum lagi debu yang ditimbulkan dari kendaraan yang melintas membuat pengendara dan warga yang berusaha di sisi jalan tersebut harus menutup rapat-rapat barang dagangannya.
“Kita tahu mereka mengejar target dan kebetulan hari panas, tapi harus punya etika berlalulintas, terlebih saat muatan kosong, seolah jalan milik mereka saja,” imbuhnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Anto, warga Raja Seberang yang setiap hari melalui jalur tersebut. Ia merasa geram dengan ulah truk yang melaju dengan kencang di kawasan pemukiman.
Menurutnya para sopir ini mau enaknya saja, saat jalan rusak mereka mengambil jalur jalan yang bagus, tapi saat jalur tersebut rusak, mereka bahkan turun hingga ke luar aspal, parahnya aksi ugal - ugalan itu tepat berada ditikungan tajam.
Ia berharap agar para kontraktor proyek maupun sopir truk bisa sedikit menghormati pengguna jalan lainnya, karena semua memiliki hak yang sama terhadap jalan tersebut.
“Kalau hewan peliharaan seperti ayam sudah tidak terhitung mati dilindas truk dan mobil lainnya, kita harap mereka bisa menghargai pengguna jalan lain,”pungkasnya. (tyo/sla)