PANGKALAN BUN - Kebakaran hutan produksi di kawasan kilometer 12, Kelurahan Raja Seberang, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat seolah tak terbendung. Memasuki hari ke enam, berdasarkan perhitungan sementara mengakibatkan lebih dari 43 hektare hutan yang masih didiami Orangutan hangus terbakar.
Tim gabungan Satgas Karhutla yang terdiri dari Masyarakat Peduli Api (MPA) Kelurahan Raja Seberang, Mendawai Seberang, BPBD Kobar, serta aparatur Kelurahan Raja Seberang dan Mendawai Seberang, serta unsur TNI dan Polri terus berjibaku melakukan pemadaman ditengah keterbatasan personil dan peralatan pemadam kebakaran.
Danlanud Iskandar Pangkalan Bun, Kolonel PNB Didik mengatakan, upaya penanganan kebakaran hutan di Raja Seberang tidak hanya dilakukan dari darat, namun juga dari udara dengan menggunakan helikopter water bombing.
“Untuk Senin 9 September 2019 kemrin, helikopter water bombing melakukan penerbangan sebanyak dua kali ke titik lokasi kebakaran hutan tersebut,” ujarnya.
Ia menyebutkan, pada penerbangan pertama helikopter berkapasitas angkut 4000 liter itu telah melakukan pengeboman air sebanyak 31 kali dan mengguyurkan air sebanyak 124 ribu liter. Pada penerbangan kedua, helikopter telah melakukan penyiraman ke titik api sebanyak 37 kali dan menghabiskan air sebanyak 148 ribu liter.
Praktis dalam satu hari, helikopter water bombing telah melakukan pengeboman air di titik api Karhutla sebanyak 68 kali, dengan total air yang dijatuhkan dari udara mencapa 272 ribu liter.
“Sebelumya helikopter water bombing juga melakukan penerbangan satu kali ke lokasi karhutla di Raja Seberang, dan ke kawasan TNTP Kumai,” ungkapnya.
Sementara itu, Lurah Raja Seberang, Alimin disela - sela pemadaman api kebakaran hutan mengatakan bahwa hingga saat ini kebakaran masih terjadi di wilayah administrasinya, untuk itu ia bersama tim Satgas Karhutla sejak beberapa hari ini terus melakukan penanganan agar api tidak semakin meluas.
Ia mengakui kencangnya hembusan angin dan keterbatasan personil serta alat pemadam masih menjadi kendala yang dihadapi oleh Satgas Karhutla, apalagi akses menuju lokasi kebakaran begitu jauh. Beruntung untuk ketersediaan sumber air masih bisa diatasi dengan persediaan yang berada di kanal - kanal.
“Hanya ada satu mesin yang kita gunakan, dan kemarin dari MPA Mendawai Seberang, dan ditambah satu unit dari BPBD siang kemarin,” pungkasnya. (tyo/sla)