PALANGKA RAYA – Praktik dinasti politik tersaji terang-terangan di Kalimantan Tengah. Keluarga besar Gubernur Kalteng Sugianto Sabran kian menancapkan eksistensinya dalam dunia perpolitikan di Bumi Tambun Bungai. Hal itu setelah Agustiar Sabran, kakak kandung Sugianto, ikut meramaikan bursa Pilkada Kotim.
Kepastian Agustiar ikut berlaga dalam Pilkada Kotim, setelah dia resmi mengikuti penjaringan bakal calon bupati Kotim melalui Partai NasDem. Agustiar sebelumnya juga terpilih menjadi anggota DPR RI Dapil Kalteng melalui PDIP.
Majunya Agustiar akan memperkuat dinasti politik Sugianto yang sebelumnya telah terbangun. Dari lingkaran keluarga Sugianto, ada Nurhidayah yang terpilih menjadi Bupati Kobar dalam Pilkada 2017 lalu. Nurhidayah merupakan bibi Sugianto.
Suami Nurhidayah, Ruslan, yang juga paman Sugianto, juga bukan orang sembarangan dalam dunia politik. Dia memegang jabatan strategis sebagai Ketua DPD Golkar Kalteng.
Secara umum, dinasti politik bisa diartikan sebagai sebuah kekuasaan politik yang dijalankan sekelompok orang yang masih terkait dalam hubungan keluarga. Praktik dinasti politik yang dijalankan Sugianto dan keluarganya, bisa dikategorikan sebagai model politik lintas daerah. Artinya, pemegang kekuasaan politik tersebar di beberapa daerah.
Secara hukum, hal itu sah karena belum ada aturan yang membatasi keluarga dari lingkaran kekuasaan mengikuti pesta demokrasi, asalkan memenuhi syarat yang diatur undang-undang.
Namun, dinasti politik yang dibangun itu bisa saja runtuh apabila dalam Pilkada Kalteng 2020, Sugianto gagal duduk kembali sebagai gubernur dan Agustiar (apabila ditetapkan sebagai calon bupati Kotim) kalah berlaga di Kotim.
Praktik dinasti politik sebelumnya telah dijalankan saat era Agustin Teras Narang, Gubernur Kalteng periode 2005-2015. Saat teras menjadi gubernur, kakak kandungnya, Atu Narang, juga terpilih sebagai Ketua DPRD Kalteng. Namun, lingkaran keluarga Narang gagal merebut kursi kepala daerah di tingkat kabupaten/kota.
Pulang Kampung
Masuknya nama Agustiar dalam konstelasi Pilkada Kotim bukan baru-baru ini. Jauh sebelumnya, Agustiar sudah digadang-gadang masuk panggung pesta demokrasi di Bumi Habaring Hurung. Namun, namanya perlahan menghilang saat terpilih menjadi anggota DPR RI Dapil Kalteng.
Agustiar memastikan diri maju setelah Partai NasDem menawarinya ikut penjaringan. Hal itu langsung disambut Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Kalteng itu secara positif dengan menyerahkan berkas pendaftaran.
Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai NasDem Kalteng Faridawaty Darland Atjeh mengatakan, NasDem ingin menjadi pemenang dalam pesta demokrasi tahun depan. Karena itu, proses pejaringan untuk mencari siapa yang paling potensial dan dirasa mampu memenangkan pilkada merupakan hal mutlak.
”Iya, memang NasDem punya kader yang hebat. Tapi, kalau ada kader luar yang lebih bagus lagi, mengapa tidak ditunjuk. Karena semua partai itu sama, yakni ingin menang,” tegasnya.
Soal potensi itulah, kata Farida, yang membuat DPW Partai NasDem memberikan tawaran atau lebih tepatnya mekanisme talent scouting kepada Agustiar untuk mendaftarkan diri sebagai bakal calon bupati Kotim.
Agustiar yang juga CEO Kalteng Putra ini sebelumnya memang terang-terangan menyatakan tak ada niat meramaikan pesta demokrasi di Kotim. Namun, dengan adanya dorongan dari NasDem dan atas pertimbangan pengaruh yang bersangkutan, dia mencoba keberuntungannya.
”Awalnya Pak Agustiar sempat tidak mau, tapi yang namanya cari yang potensial, ya kami harus maksa, karena memang nama beliau ini bagus untuk daerah Kotim,” katanya.
Keikutsertaan Agustiar membawanya pulang kampung. Kota Sampit merupakan tanah kelahirannya. Karena itu dia dinilai memiliki pengaruh yang cukup besar apabila mencalonkan diri di Kotim. Menurut Farida, NasDem juga akan melihat respons masyarakat, mengingat Agustiar memiliki keluarga besar di Kotim.
”Asal dari sana (Kotim, Red), keluarga besar juga di sana. Jadi, nama beliau juga akan menjadi masukan bagus untuk daerah Kotim,” ujarnya.
Lebih lanjut Farida mengatakan, sampai saat ini sudah ada beberapa orang yang masuk dalam radar partai. Bahkan, beberapa di antaranya sudah berkomunikasi dengan NasDem perihal pencalonan. Meraka adalah Jhon Krisli, Rudini, Syahrudin Durasid, Halikin, dan HM Fahruddin.
”Bahkan, Pak Jhon komunikasi langsung ke saya. Kalau Pak Rudini kalau tidak salah sudah komunikasi lewat Bryan Iskandar. Sebagaian memang masuk radar kami,” ucapnya.
Sementara itu, Agustiar Sabran masih terkesan malu-malu terkait permintaan NasDem yang menginginkan dirinya maju dalam Pilkada Kotim. Meski demikian, dia mengakui sudah banyak mendapat dorongan dari luar untuk terjun ke arena pesta demokrasi tersebut.
”Dorongan itu wajarlah. Namun, perlu digarisbawahi, saya secara pribadi belum ada niat maju,” ujarnya. (sho/ign)