Hampir sepekan terakhir ini, warga Kotim kembali menghirup udara segar. Asap yang dua bulan lebih mengepung Bumi Habaring Hurung, lenyap setelah hujan turun cukup deras.
====
Meski curah hujan yang membasahi Kotim cukup tinggi, Tim Satuan Gabungan (Satgas) Pemadaman Kebakaran Hutan Dan Lahan (Karhutla) masih terus siaga melakukan proses pemadaman. Pasalnya, titik panas masih terdeteksi. Ada sekitar enam titik terpantau di wilayah Desa Ganepo dan Mentaya Seberang.
”Aktivitas pemadaman masih terus dilakukan meskipun beberapa hari ini Kotim diguyur hujan, karena beberapa wilayah di Kotim masih berpotensi kebakaran. Seperti hari ini (kemarin, Red), kami melakukan pemadaman di Jalan Kandan, Ir Soekarno, Bengkuang Makmur, Ganepo, Seragam Jaya, dan Mentaya Seberang,” kata Kepala BPBD Kotim Muhammad Yusuf.
Menurutnya, wilayah yang masih berpotensi terjadi kebakaran lantaran bertanah gambut. Meskipun dilakukan pemadaman, api tak sepenuhnya mati.
”Teknik pemadaman di lahan gambut itu tidak bisa dilakukan sekali, tetapi harus dilakukan perendaman air, sehingga air bisa benar-benar mati. Kalau hanya sekali pemadaman, api di atasnya bisa mati, tetapi belum tentu bisa langsung memadamkan sampai ke akar gambutnya,” ujarnya.
Selain itu, wilayah yang saat ini masih dilakukan pemadaman juga terkendala sumber air yang jauh dari lokasi kebakaran. Karena itu, operasi udara menggunakan helikopter masih terus dilakukan.
”Selain dibantu satgas darat, satgas udara melakukan water bombing juga terus bergerak ke lokasi karhutla. Saat ini memang titik api tidak separah minggu-minggu sebelumnya, tetapi kabut asap masih pekat terjadi di beberapa lokasi tertentu,” katanya.
BPBD Kotim bersama Komandan Kodim 1015 Sampit juga melakukan patroli ke Desa Ganepo untuk melihat langsung lokasi karhutla, serta menentukan bantuan tambahan personel dan peralatan posko di Kotim.
”Kami ada melakukan patroli ke Desa Ganepo, Seranau. Kondisi terakhir sudah tinggal asapnya saja. Api sudah padam,” kata Komandan Kodim 1015 Sampit Letkol Czi Akhmad Safari.
Akhmad memperkirakan ada sekitar 40-60 hektare lahan yang terbakar di Desa Ganepo. Seiring dengan peninjauannya ke lokasi karhutla, dia juga mengimbau masyarakat tak membakar lahan, termasuk skala kecil sekalipun.
”Tanpa bosan-bosan kami ingatkan warga agar jangan ada kegiatan membakar lahan, baik bakaran kecil apalagi bakaran besar yang bisa merugikan negara dan tentunya kita semua,” tandasnya. (hgn/ign)