PANGKALAN BUN - Tumpukan sampah di Tempat Pembuangan Sementara (TPS) Pasar Indra Sari, Kelurahan Baru, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) menggunung. Tumpukan sampah tersebut bukannya tidak diangkut oleh truk sampah, tetapi akibat ulah pedagang sendiri yang membuang sampah di luar TPS. Padahal TPS yang disediakan masih kosong.
Keberadaan sampah hasil limbah pedagang tersebut meluber hingga memenuhi badan jalan dan menimbulkan pemandangan tidak sedap, padahal di lorong tersebut masih dimanfaatkan pedagang untuk berjualan.
Kurangnya kesadaran pedagang ini mendapat sorotan masyarakat. Mereka mengeluhkan rendahnya kepedulian pedagang yang tidak mempertimbangkan dampaknya, terutama kebersihan pasar.
“Memang sudah empat hari sampah belum diangkut, tapi sebenarnya kapasitas TPS untuk menampung sampah ini masih muat, tapi karena pedagang sendiri yang tidak tertib, akhirnya mereka hanya main lempar di sekitar TPS,” kata Yusran Abbas, warga Kelurahan Baru, Kecamatan Arsel.
Ia sangat menyayangkan kotornya pasar tersebut justru datang dari pedagang Pasar Indra Sari sendiri. Oknum pedagang itu tidak sadar betapa pentingnya menjaga kebersihan pasar. Karena juga akan dampak sampah itu juga akan dirasakan para pengunjung pasar.
Untuk itu ia berharap agar Badan Lingkungan Hidup (BLH) dapat lebih tegas lagi dengan pedagang untuk memberikan pemahaman terkait pengelolaan sampah di pasar.
“Sebagai masyarakat kita hanya berharap agar DLH dapat memberikan sosialisasi lebih tegas lagi kepada pedagang untuk merasa turut bertanggungjawab terhadap kebersihan pasar,” harapnya.
Sementara itu Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Kabupaten Kotawaringin Barat, Robiannor mengatakan bahwa sampah yang dihasilkan oleh pedagang di Pasar Indra Sari setiap harinya mencapai 2 -3 ton.
Pihaknya, selama ini rutin mengangkut sampah - sampah tersebut dari TPS di pasar tersebut. Namun ia mengakui kurangnya kesadaran pedagang sendiri yang tidak tertib membuat sampah berserakan di luar TPS.
“Mereka membuangnya di luar TPS, seandainya tertib mereka membuang ke dalam TPS tentu sampah tidak sampai berserakan hingga memenuhi badan jalan,” ungkapnya.
Menurutnya sampah pasar menjadi prioritas DLH dalam penanganan kebersihan lingkungan, terkait sampah tersebut ia sudah melakukan koordinasi dengan mandor angkutan sampah dan sudah diangkut.
Ia menyayangkan ketidakpedulian pedagang terhadap kebersihan lingkungan mereka berusaha, sejatinya bila pedagang bisa tertib dan bersama menjaga kebersihan pasar, maka persoalan sampah di pasar tersebut dapat ditanggulangi.
“Kalau DLH tiap hari mengambil sampah di tempat tersebut, karena sampah pasar menjadi prioritas, kalau saja pedagang mau tertib membuang sampah ke dalam tempat yang disiapkan sepertinya tidak akan seperti ini,” pungkasnya. (tyo/sla)