PALANGKA RAYA – Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) Sugianto Sabran menuntut perbankan meningkat program kepedulian sosial masyarakat atau corporate social responsibility (CSR), khususunya untuk bidang pendidikan.
Sugianto menyebutkan, CSR Bank Kalteng sudah tergolong besar, yakni 5 persen dari laba bank daerah. Namun, hal ini tentu harus ditingkatkan lagi terutama bank-bank swasta.
“CSR dari perbankan ini selama ini sudah jalan dan sudah masuk, cuma kurang besar. Kalau Bank Kalteng sudah mencapai Rp 12 miliar, nah bank-bank lain seperti Mandiri, BNI, BRI dan bank swasta di Kalteng bisa diarahkan lagi,” katanya kemarin.
Terkait hal tersebut, Gubernur mengharapkan peran daripada Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keungan (OJK) untuk memerhatikan soal pemberian CSR tersebut. Bahkan dirinya menginginkan agar program kepedulian sosial masyarakat tersebut pelaksanaannya dikawal.
Perlunya CSR untuk mendorong pembangunan di bidang pendidikan ini sangat penting. Karena dengan anggaran yang ada saat ini, pemerintah tidak akan mampu merealisasikan peningkatan sektor pendidikan. Maka dari itulah dukungan dari perbankan sangat diharapkan melalui program sosialnya.
“Pemerintah sebetulnya sudah punya Program Bidik Misi untuk membantu masyarakat tidak mampu agar tetap bisa menempuh pendidikan. Upaya pemerintah sudah seperti itu, makanya peran perbankan juga dituntut,” ucapnya.
Maka dari itu, perbankan harus mengucurkan CSR sesuai dengan keuntungan yang diperoleh bank. Dengan bantuan yang maksimal dari perbankan, maka akan berdampak positif untuk masyarakat Kalteng secara keseluruhan.
“Jadi BI bisa memonitor soal CSR ini. Jangan yang dijalankan itu hanya Rp 200 juta, Rp 300 juta, tapi harus disesuaikan dengan keuntungan bank. Karena pada intinya Kalteng sangat butuh membangunan pendidikan, yang tentu harus didukung semua pihak,” pungkasnya. (sho/yit)