PANGKALAN BUN - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat mencabut status Siaga Karhutla. Pencabutan status itu dilakukan dalam rapat evaluasi penanganan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kobar, Senin (11/11).
Sekretaris Daerah Kobar Suyanto menjelaskan, selama musim kemarau yang yang berlangsung pada bulan Juni hingga Oktober mengakibatkan ratusan hektare hutan dan lahan terbakar. “Dalam penanganan karhutla tahun ini kita patut diapresiasi meski terjadi karhutla di Kobar tidak separah daerah lain. Ini berkat kerja sama dan kekompakan antara Satgas Karhutla dan masyarakat,” kata Suyanto.
Sepanjang kemarau, di Kobar terpantau 2109 hospot. Status Siaga Karhutla yang ditetapkan Pemkab berakhir 31 Oktober lalu. “Namun kami baru selesai menggelar rapat dan evaluasi terkait karhutla. Status tersebut sudah kami cabut, karena hotspot menurun. Meski dalam beberapa hari lalu masih api sempat muncul kembali,” jelasnya.
Kepala BPBD Kobar Petrus Rinda mengatakan bahwa tahun 2020 mendatang juga diprediksi bakal terjadi kemarau panjang. Sehingga pihaknya harus melakukan banyak persiapan untuk pencegahan.
Selain itu, penambahan sarana dan prasarana juga perlu dilakukan. Diantaranya tahun depan bakal ada pengadaan truk tangki pemadam kebakaran, mesin damkar portabel, pompa air dan juga pembangunan pos pantau di wilayah pesisir Kumai dan Mendawai Seberang. Sehingga kedepan penanganan Karhutla bisa lebih maksimal lagi. (rin/sla)