PALANGKA RAYA – Pemilihan Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kalteng kian memanas. Setelah sebelumnya secara mengejutkan menyisakan Rahmadi G Lentam yang dinyatakan memenuhi persyaratan sebagai calon tunggal, ternyata dalam forum ada kubu yang meminta agar ada dua calon yang bersaing.
Meski Ketua Tim Penjaringan dan Penyaringan (TPP) Calon Ketua KONI Kalteng Hatir Sata Tarigan menyatakan hasil verifikasi hanya Rahmadi yang memenuhi syarat, dalam Musyawarah Daerah KONI, Sabtu (21/12), satu kubu tetap menginginkan Christian Sancho bisa menjadi bakal calon bersaing dengan Rahmadi.
Musorprov KONI yang dimulai pagi hingga malam, dihujani interupsi dan skorsing, hingga Rahmadi dan Sancho didampingi Kadispora Falery Tuan menghadap dan mendatangi Gubernur Kalteng Sugianto Sabran. Namun, Musorprov tetap berakhir dengan deadlock.
”Musorprov KONI berakhir deadlock atau tertunda. Dengan hal ini, nantinya akan dilakukan Musorprov luar biasa, tetapi pelaksananya nanti adalah careteker dari KONI pusat. Artinya, belum ada Ketua KONI Kalteng terpilih," ujar Wakil Ketua Umum II Bidang Organisasi Litbang Hukum KONI pusat Nanang Djuana Priadi.
Dia menuturkan, pelaksanaan Musorprovlub tentunya menunggu hasil laporan dari pimpinan sidang Musorprov yang diketuai Sipet Hermanto. Pasalnya, pengurus yang lama sudah demisioner, sehingga laporan untuk segera dilakukan Musorprovlub dan penunjukkan caretaker menunggu hasil laporan pimpinan sidang.
”Pokoknya kami menunggu hasil laporan pimpinan sidang yang memimpin Musorprov. Kalau sudah, maka KONI pusat menunjuk caretaker dan segera melaksanakan Musorprovlub. Jadi kita liat nanti. Namun, dengan kondisi ini, saya memastikan tidak memengaruhi persiapan dalam PON kalteng,” tegas Nanang.
Dia menambahkan, nantinya KONI pusat yang ditunjuk menjadi caretaker juga akan segera membentuk Tim Penjaringan dan Penyaringan (TPP) untuk bakal calon Ketua KONI Kalteng periode 2019-2023 mendatang.
"Intinya semua orang-orang yang menjadi TPP adalah dari KONI pusat dan sesuai aturan tidak ada dari KONI Kalteng," tegasnya.
Menanggapi hasil itu, Rahmadi G Lentam mengatakan, dirinya sejak awal melakukan segala sesuai sesuai mekanisme dan aturan berlaku. ”Saya dari awal sudah berbesar hati untuk mengikuti aturan dan untuk membesarkan olahraga Kalteng. Untuk hasil TPP nantinya akan dibawa ke Jakarta, dilakukan penilaian apakah melanggar pedoman atau tidak,” tegasnya.
Terpisah, Christian Sancho mengatakan, dirinya saat musyawarah menegaskan tetap akan berkompetisi. Dia juga memprotes hasil TPP dan tidak menginginkan deadlock dan ingin tanding secara sehat untuk merebut kursi Ketua Umum KONI Kalteng.
”TPP itu harusnya transparan dan tidak memutuskan sepihak, karena hanya tiga orang saja. Padahal anggotanya delapan, sehingga menggugurkan syarat administrasi saya. Hasil ini saya kembalikan saja dan untuk selanjutnya pikir-pikir untuk kembali mencalonkan diri sebagai Ketua KONI Kalteng,” tegasnya.
Mengenai surat keterangan dokter, Sancho menegaskan surat tersebut ada. Akan tetapi, dia tidak memperhatikan pemberkasan karena disusun oleh tim, sehingga mungkin saja saat memasukkan berkas, menarik surat keterangan sehat saat pemilu legislatif lalu.
”Sudah dilaporkan ke tim TPP tetapi tidak ditanggapi. Intinya sejak awal tidak salah," pungkasnya. (daq/ign)