SAMPIT - Rencana Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kotawaringin Timur (Kotim) untuk mengatasi permasalahan pelajar menggunakan kendaraan bermotor masih terus dicari solusinya, salah satunya dengan menambah jumlah armada bus sekolah dan mikrolet.
Kasubag TU Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Jariyah mengatakan, kini pihaknya sudah merencanakan untuk penambahan dua bus namun kedepan hingga rencana tersebut direalisasikan bisa saja terjadi perubahan.
"Rencananya dua bus akan ditambah, sementara sudah ada dua bus jadi nanti totalnya empat bus. Dua bus yang sudah berjalan untuk jalur Sampit-Pangkalan Bun. Untuk dua baru masih belum tahu jalurnya dan belum beroperasi," jelas Jariyah di ruang kerjanya, Rabu (2/3).
Menurut Jariyah dengan adanya penambahan bus sekolah tersebut, sekaligus untuk mendukung rencana Pemkab Kotim untuk melarang pelajar menggunakan sepeda motor. Hal ini dilakukan agar tidak ada lagi, pelajar yang menjadi korban kecelakaan lalu lintas.
"Kecuali untuk pelajar SD sepertinya masih diantarkan orang tuanya. Yang jadi perhatian untuk SMP dan SMA. Sejauh ini sudah ada bantuan satu bus dari Pemda Kotim, untuk prlajar SMKN 2 Sampit, kalau di daerah perkebunan itu sudah dibantu oleh perusahaan. Mereka ada kendaraan bus sendiri," ucapnya.
Ditambahkan Jariyah, untuk daerah pedalaman dan perkebunan pihaknya memang merencanakan untuk penambahan bus sekolah. Sementara, untuk dalam kota akan direncanakan kendaraan jenis lain yang lebih kecil, karena bus sekolah dilarang melintas.
"Untuk sekolah yang ada di luar kota masih banyak yang memerlukan bus sekolah seperti di Kecamatan Ketapang, sedangkan dalam kota nanti akan mengunakan angkutan kota jenis mikrolet. Karena di dalam kota ada larangan kendaraan besar melintas, bisa menyebabkan kemacetan, terlebih mobil mikrolet ini juga kecil bentuknya," bebernya. (mir/tha)