PANGKALAN BUN - Warga dan sejumlah nasabah bank digegerkan dengan munculnya kobaran api di atap bangunan toko boneka di pinggir Jalan Pangeran Antasari, Kelurahan Raja, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat, Rabu (15/1) pukul 12.00 WIB.
Peristiwa itu pertama kali diketahui oleh salah seorang warga yang melihat kobaran api dari seberang jalan toko tersebut.
Warga yang diketahui bernama Apri itu mengetahui kemunculan api saat sedang makan pentol dan posisinya menghadap persis ke toko tersebut. Warga lingkungan Tembalu, Kelurahan Madurejo itu mengaku melihat api dari atap bangunan toko yang menjual aneka bonek dan pernak-pernik itu. Saat itu api sudah membesar disertai dengan percikan api kecil-kecil dari korsleting listrik.
Mengetahui hal itu ia segera berlari ke toko tersebut dan memberitahu pemiliknya bahwa ada api di atap bangunan toko bercat dominan merah muda itu. Tak hanya itu, ia kemudian juga berlari ke Mako Damkar yang hanya berjarak beberapa puluh meter dari lokasi.
“Api sudah besar dan ada percikan seperti sambaran arus listrik yang keluar dari jaringan kabel diatas bangunan. Sebenarnya saya tadi ngantar istri untuk belanja di toko tersebut dan saya kasih tahu untuk segera keluar dan kemudian saya ke Mako Damkar untuk memberitahu ada kebakaran,” ujarnya di lokasi kejadian.
Sementara itu, salah anggota Damkar Kobar Rizki Dwi Fachrozi menyampaikan bahwa setelah mendapat laporan, mereka segera ke lokasi dan berupaya melakukan pemadaman, karena ada arus listrik di atas atap yang memercikkan api, damkar tidak menyemprotkan air karena dapat menghantarkan arus listrik dan membahayakan anggota.
Untuk memadamkan api tersebut pihaknya menggunakan Alat Pemadam Ringan (APAR), dan hanya berselang 10 menit, api dapat dipadamkan dan anggota segera mematikan KWH Meter listrik di ruko boneka tersebut. Selanjutnya Damkar menghubungi PLN Rayon Pangkalan Bun untuk segera memperbaiki jaringan kabel yang terbakar.
“Sayangnya pemilik toko justru memadamkan api dengan menyiramkan air padahal itu berbahaya karena air salah satu media penghantar arus listrik, padahal mereka punya APAR,” ujarnya.
Di tempat yang sama, pemilik toko boneka, Suwarni mengakui bahwa peristiwa yang nyaris membakar tempat usaha mereka itu sudah terjadi untuk yang ketiga kalinya. Peristiwa pertama setahun yang lalu, kemudian disusul dengan peristiwa korsleting di tempat yang sama pada tengah malam hingga memunculkan api terjadi pada dua bulan lalu.
“Kali ini yang ketiga, kenapa terjadi korsleting karena dari jaringan kabel utama yang menggunakan alat tembaga saat dialirkan ke rumah dan toko hanya menggunakan kabel dari bahan yang tidak sama, sehingga arus yang besar tersebut tidak sesuai dengan jenis kabelnya dengan material kabel yang dialirkan ke rumah,” terangnya.
Dalam peristiwa tersebut tim Damkar Kobar mengerahkan satu unit armadanya dan enam orang anggota Damkar, sementara itu keberadaan mobil ambulans serta beberapa anggota sempat menyita perhatian pengguna jalan dan sempat menyebabkan kemacetan. (tyo/sla)