SAMPIT – Ancaman wabah virus corona berimbas terhadap kenaikan harga kebutuhan bahan pokok khususnya produk impor seperti bawang putih.
“Harga bawang putih memang naik. Dengar informasi dari distributor karena dampak virus corona sehingga barang impor terhambat masuk ke Indonesia,” ujar pedagang di Pasar Subuh Sampit, Zuriyah, Rabu (5/2).
Akibat kenaikan harga bawang putih, Zuriyah mengaku tak berani memasok barang untuk dijual kembali. “Saat ini lagi kosong enggak berani memasok banyak,” ujarnyanya.
Kenaikan harga bawang putih sudah terjadi sejak sepekan lalu. Jika sebelumnya harga bawang putih dibanderol dikisaran harga Rp 25-30 ribu naik menjadi Rp 45 ribu per kilogram.
“Sebelumnya saya masih jual Rp 28 ribu per kg lalu naik menjadi Rp 45 ribu. Sekarang naik lagi di kisaran harga Rp 55-60 ribu per kilogram,” ujarnya.
Demikian pula dengan harga bawang merah juga mengalami kenaikan. Meskipun kenaikan tak begitu siginifikan namun penjualan juga terjadi penyurutan.
“Bawang merah naik juga. Eceran saya jual Rp 30 ribu per kg dan kalau untuk pembeli yang beli tak banyak diharga Rp 38 ribu per kg. Naik. Tetapi tidak begitu signifikan. Jadi, saya masih berani nyetok tetapi memang agak surut (sepi) jualan. Biasa ada yang berani beli banyak, ini hanya seperlunya saja,” ujarnya.
Kebutuhan bahan pokok seperti halnya komoditas lombok juga turut mengalami kenaikan.
“Lombok ya naik. Tetapi ini sudah lama sekitar dua minggu yang lalu naiknya. Dari harga Rp 35 ribu sekarang Rp 55 ribu hampir setara dengan harga Bawang putih,” ucap Atun pedagang lainnya.
Kenaikan harga bawang putih sontak membuat pembeli kaget saat berbelanja.
“Naik lagi kah? Bukannya beberapa har lalu masih Rp 45 ribu per kilogram?,” ucap Marsinah.
Begitu pula yang dialami Nia. Dia yang tak begitu sering singgah ke Pasar tak mengetahui perkembangan harga pasar.
“Masa naik lagi ? Saya belum ke pasar, terakhir belanja bawang putih masih di harga Rp 35 ribu,” pungkasnya. (hgn/yit)