SAMPIT – Cuaca mendung dan hujan yang terjadi di Sampit membuyarkan semua persiapan warga menyambut moment gerhana matahari total (GMT), Rabu (9/3). Kacamata khusus yang dibeli dan hasil kreasi warga pun sia-sia. Alhasil, kaca mata las yang diganti dengan kaca hitam pekat menjadi mainan anak-anak.
"Padahal sudah beli kacamata las untuk melihat langsung proses gerhana, eh malah hujan dan mataharinya nggak kelihatan," kata Ratih, warga Ketapang, Sampit.
Ratih bersama rekan sekantornya mengaku ramai-ramai membeli kacamata tukang las di toko bangunan, kemarin. Hal itu merupakan alternatif untuk menyaksikan langsung gerhana matahari total karena kacamata khusus sulit dicari dan harganya mahal. "Belinya Rp 20 ribu, sekarang jadi mainan keponakan saya," katanya.
Seperti diketahui, sebagian besar masyarakat Kalimantan Tengah (Kalteng) kecewa karena tak bisa menyaksikan langsung proses gerhana matahari total (GMT). Cuaca mendung dan hujan terjadi di sebagian wilayah Kalteng. Di Sampit, hujan yang mengguyur sejak dini hari, membuat persiapan warga menyambut gerhana buyar.
Meski sempat kecewa, momen saat matahari tertutup total oleh bulan mengobati kekecewaan warga. "Akhirnya, bisa juga merasakan gerhana meski cuaca mendung dan hujan," kata Dani, warga Ketapang, Sampit, Rabu (9/3). Dani sempat kecewa karena sudah bersiap menyaksikan gerhana dengan membeli kacamata khusus, namun tak bisa menyaksikan momen itu.
Gerhana matahari total terjadi sekitar pukul 07.28 WIB. Suasana gelap menyaput langit-langit Sampit sekitar dua menit. Warga ramai-ramai keluar rumah menyaksikan fenomena alam langka itu. "Subhanallah. Ini kekuasaan Allah. Gelap seperti malam. Sampit kebagian gelapnya," kata Andre, warga Baamang.
BMKG Bandara Haji Asan Sampit sebelumnya memprediksi wilayah Sampit akan diguyur hujan, sehingga warga tak bisa menyaksikan langsung momen matahari tertutup bayangan bulan. (ign)